Pro Kontra Blusukan Mensos Risma, Refly Harun: Beliau Dibawa ke Jakarta Untuk Menyaingi Anies

8 Januari 2021, 08:30 WIB
Mensos Tri Rismaharini (kiri), Refly Harun (kanan) /kolase/PRMN

JURNALPALOPO – Gerak cepat Tri Rismaharini pasca dilantik sebagai Menteri Sosial (Mensos) menjadi sorotan publik setelah blusukan di wilayah jalan Sudirman-Thamrin, DKI Jakarta.

Publik terutama di DKI Jakarta banyak yang heran ketika blusukan, Mensos mendapati adanya gelandangan di jalan tersebut. Beberapa warga DKI yang biasa nongkrong di wilayah tersebut mengungkapkan bahwa jalan tersebut biasanya bersih dari gelandangan, pemulung, maupun pengemis.

Salah satu juru parkir yang ada kawasan Jalan Thamrin Jakarta Pusat tepatnya di samping Plaza UOB, Joni, menuturkan bila sehari-hari tidak ditemukan gelandangan di sekitar tempat ia bekerja.

Baca Juga: Pasca Pengepungan Capitol Hill, Trump kini Terpojok oleh Seruan yang Meminta Ia Dicopot

Salah satu juru parkir yang ada kawasan Jalan Thamrin Jakarta Pusat tepatnya di samping Plaza UOB, Joni, menuturkan bila sehari-hari tidak ditemukan gelandangan di sekitar tempat ia bekerja.

Joni meyakinkan kalau di lokasi ini tidak ada kelompok tunawisma yang sampai menetap atau bahkan sampai tidur beralaskan kardus.

"Enggak ada, numpang lewat saja, sehari-hari enggak ada di sini," Joni menegaskan.

Joni meyakinkan kalau di lokasi ini tidak ada kelompok tunawisma yang sampai menetap atau bahkan sampai tidur beralaskan kardus.

Baca Juga: Anda Nyeri Linu Panggul? Ini 5 Latihan Yang Dapat Membantu Meredakannya

"Enggak ada, numpang lewat saja, sehari-hari enggak ada di sini," Joni menegaskan.

Joni yang biasa jadi juru parkir di Jalan Baturaja ini, memang menyaksikan langsung saat Risma bersama tim Kementerian Sosial mengunjungi lokasi ini.

Hal serupa juga diungkap oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, yang mengaku tak pernah melihat gelandangan di kawasan tersebut.

“Memang, saya sendiri sudah hidup di Jakarta sejak umur empat tahun, baru dengar ada tunawisma di Jalan Sudirman-Thamrin,” ujar Ariza beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Bagian Tubuh Pilihan Anda dalam Gambar Tentukan Karakter dan Kepribadian Tersembunyi

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memerintahkan Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta untuk mencari identitas dari para tunawisma tersebut. Selain itu, Anies pun meminta agar Dinsos mencari tahu tempat asal mereka.

“Kami langsung memerintahkan kepada Kadinsos untuk mengecek siapa orangnya, kenapa ada di situ,” kata Ariza.

Menanggapi perihal gelandangan yang ditemukan oleh Mensos Risma, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, berharap bahwa niat Mensos benar-benar baik dalam aksi blusukan ini, tanpa adanya niat untuk menjatuhkan pihak manapun.

“Mudah-mudahan beliau tidak punya maksud buruk, tidak punya maksud jelek, untuk mendelegitimasi keberadaan Gubernur DKI, Anies Baswedan,” ujar Refly, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal Youtube miliknya.

Baca Juga: 8 Tanda-tanda Anda Kekurangan Vitamin D dan Tips Mendapatkan Lebih Banyak, Simak Penjelasannya

Menurut Refly, mantan Wali Kota Surabaya itu didatangkan ke Jakarta untuk menjadi saingan bagi Anies Baswedan.

“Saya paham, saya tahu, sepertinya, Risma di-deploy dari Surabaya untuk “Menyaingi” Anies Baswedan. Jadi ada dua sosok yang mengurusi Jakarta, yang bisa merebut simpati publik,” katanya melanjutkan.

Tak hanya itu, Refly pun menyinggung perihal Anies Baswedan yang selalu menjadi common enemy bagi para pendukung presiden RI Joko Widodo atau Jokowi.

 

“Seperti yang kita tahu bahwa Anies Baswedan adalah sosok yang selalu dijadikan the common enemy bagi pendukung Jokowi. Coba lihat saja bagaimana media-media atau partai politik yang setiap saat menggebuki Anies Baswedan,” kata Refly Harun.

Baca Juga: Bandingkang dengan Hongkong, Tiongkok Ejek 'Standar Ganda' AS Atas Kekacauan Capitol Hill

Sementara itu, lanjut Refly, persoalan perihal gelandangan ini seharusnya tak hanya membuat malu Gubernur DKI Jakarta, melainkan semua pihak, termasuk Jokowi.

“Karena kita lihat bahwa konstitusi kita memberikan amanat untuk mensejahterakan rakyat, untuk melindungi segenap bangsa. Jadi kegagalan pemerintah daerah harus dilihat juga sebagai kegagalan pemerintah pusat,” ucapnya.

Ia pun mengatakan, seharusnya rasa malu juga dirasakan oleh semua pihak yang mengetahui dan menyebarluaskan informasi terkait gelandangan ini.

“Kita yang malu semua, ketika kita melihat saudara-saudara kita yang masih hidup di bawah garis kemiskinan yang sangat miskin, dan juga tentu saja hidup menjadi gelandangan, tunawisma,” kata Pakar Hukum tersebut.

Baca Juga: Vatikan Minta Klarifikasi Soal Adanya Transfer Dana ke Australia Dalam Jumlah Besar

Sementara itu, Direktur Eksekutif Charta Politica Indonesia, Yunarto Wijaya turut menyampaikan pendapatnya terkait kegiatan blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Bu Risma.

Yunarto Wijaya mengungkap, pro dan kontra yang terjadi dalam konteks blusukan Bu Risma sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari.

"Orang boleh beda pendapat mengenai pendekatan Risma turun ke lapangan. Ada yang bilang perhatian ke rakyat, ada yang bilang lebay," kata Yunarto Wijaya.

Akan tetapi, Yunarto juga mengingatkan bahwa hasil kinerja Bu Risma selama menjabat sebagai Wali Kota Surabaya adalah bukti kinerja yang tidak bisa dibantah.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Kartu Remi Pilihan Anda Tentukan Percakapan yang Menanti di Masa Depan

"Tapi, yang gak bisa dibantah ya urusan output kerjanya, lihat aja Surabaya dih," ujar Yunarto Wijaya dalam akun Twitternya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Jumat, 8 Januari 2021.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Pikiran Rakyat PR Bekasi PR Depok

Tags

Terkini

Terpopuler