Pengamat: Yang Sebut Bom Makassar Sebagai Rekayasa, Mungkin Mereka Teroris Sebenarnya

- 31 Maret 2021, 13:46 WIB
tangkapan layar detik-detik aksi bom bunuh diri di depan gereja katedral Makassar
tangkapan layar detik-detik aksi bom bunuh diri di depan gereja katedral Makassar /PMJ News

Hal itu disampaikan Ridlwan Habib di Jakarta, Rabu, 31 Maret 2021 menanggapi pasca serangan teroris di gereja Katedral Makassar, dimana Densus 88 terus mengembangkan penyidikan.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Berbahayakah Menggunakan Ponsel saat Mengisi BBM? Begini Penjelasannya

Baca Juga: 3 Cara Memasak Kentang Ini Ternyata Dapat Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi, Simak Penjelasannya

“Pihak yang menyebut bom Makassar rekayasa atau konspirasi harus ditangkap Densus 88 dan diperiksa. Sebab, provokator itu bisa mempengaruhi penyidikan yang sedang berlangsung,” ujar Ridlwan.

Menurut Ridlwan, anggota kelompok JAD tidak hanya bergerak secara langsung ke target mereka, namun juga bergerak aktif di medial sosial guna menggiring opini publik dan mengaburkan penyidikan polisi.

“Karena itu, pihak-pihak yang tidak percaya dan menyebut terorisme adalah rekayasa harus ditangkap dan dicek jangan-jangan dia adalah anggota teroris,” kata Ridlwan, dikutip dari laman Antara.

Terkait dengan penemuan atribut bekas ormas terlarang di bekasi, Ridlwan mengatakan jika semuanya akan terkuak di pengadilan.

Baca Juga: Seperti Apa Anda? Gambar yang Terlihat Mengungkapkan Karakter Kepribadian Kalian

“Data pengadilan memang ada 35 mantan anggota ormas yang sekarang dilarang itu yang menjadi anggota JAD, termasuk Zainul Anshori mantan pengurus di Lamongan, mereka sudah dipenjara,” tutur Ridlwan.

Ia juga menilai jika mereka yang ditemukan bersama dengan atribut eks ormas terlarang, merasa tidak puas dengan organisasi lamanya dan memilih JAD untuk bisa dengan bebas melakukan teror secara langsung.

Halaman:

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah