Gatal di Area Intim? 6 Tanda Ini Tidak Boleh Diabaikan

- 1 Maret 2021, 20:22 WIB
Ilustrasi organ intim.
Ilustrasi organ intim. /Pixabay/LJNovaScotia

JURNALPALOPO - Gatal di area intim terkait dengan berbagai faktor, seperti ketidakseimbangan hormon atau penyakit menular seksual. 

Dalam banyak kasus, gatal area intim juga disebabkan oleh kepekaan terhadap produk tertentu atau beberapa produk seperti penggunaan pembalut dan muncul setelah terpapar kelembaban dalam waktu lama seperti dikolam renang dan pantai.

Iritasi yang sangat mengganggu ini memiliki konsekuensi, tetapi untuk mengobatinya penting untuk memperhatikan beberapa tanda.

Baca Juga: Begini Trik agar Jeans Anda Tidak Kehilangan Warna dan Tahan Lama

Dilansir Jurnal Palopo dari Al Jameela, berikut enam penyebab gatal yang paling umum dan tanda utama di area intim untuk mengidentifikasinya:

1. Infeksi jamur

Ketika keseimbangan asam normal di vagina terganggu, beberapa tanda (iritasi, kemerahan, gatal) muncul terkait dengan infeksi jamur. 

Infeksi ini dapat disebabkan oleh penggunaan antibiotik tertentu, pil KB hormonal, stres, atau sekadar mengubah pola makan.

Baca Juga: Mengedepankan Adab dan Akhlak Dalam Berpolitik, PAN Tegaskan Menolak Investasi Miras

Infeksi jamur sangat umum terjadi pada wanita, ditandai dengan sekresi putih dan kental, yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih jamur yang secara alami ada di dalam vagina. 

Dalam kasus yang jarang terjadi, mikroorganisme ini dapat ditularkan ke pria selama hubungan intim. 

Untuk mengobati infeksi jamur, dianjurkan untuk membilas area sensitif dengan pembersih obat atau minum antibiotik khusus.

Untuk mengobati infeksi jamur vagina secara alami, ada banyak pengobatan alami seperti bawang putih. 

Baca Juga: Diserang Warganet Terkait Legalisasi Investasi Miras, Musni Umar Bela Ma'ruf Amin

Bawang putih adalah antibiotik alami yang melawan jamur dan sangat efektif untuk menghilangkan banyak infeksi.

2. Perubahan hormonal

Jika Anda mengalami ketidakseimbangan hormon (menstruasi, kehamilan, menopause) atau Anda menggunakan pil KB, Anda akan mengalami gatal-gatal pada vagina. 

Kekeringan pada vagina adalah tanda bahwa hormon menyebabkan rasa gatal. Cobalah untuk menghindari produk beraroma yang dapat meningkatkan iritasi pada alat kelamin. 

Baca Juga: Kemenperin Resmi Rilis 21 Mobil yang Mendapatkan Insentif PPnBM, Cari Tahu Daftarnya

Jika masalah terus berlanjut, Anda harus berkonsultasi dengan dokter kandungan.

3. Eksim dan psoriasis

Penyakit kulit ini dapat menyebabkan kemerahan dan gatal yang sangat tidak nyaman di alat kelamin. 

Untuk meredakan ketidaknyamanan, mandilah dengan oatmeal (bubuk sebelumnya) atau beberapa obat hidrokortison kortikosteroid, Jika Anda tidak melihat adanya perbaikan setelah seminggu, temui dokter kandungan.

Baca Juga: Begini Tips Merawat Tanaman Kemangi di Rumah dan Menjaganya agar Selalu Segar

4. Lichtenstein sclerosus

Ini adalah penyakit kulit inflamasi kronis, gejala utamanya adalah iritasi vagina dan bintik-bintik putih pada kulit. 

Hanya dokter yang merawat dapat mendiagnosis kondisi ini dan meresepkan perawatan yang memadai.

5. Kutu kemaluan

Baca Juga: 8 Jenis Tanaman Sayur Bisa Kembali Ditanam Setelah Diolah Menjadi Sayur, Ada Wortel dan Seledri

Pada kebanyakan kasus, kutu kemaluan menyebabkan rasa gatal pada alat kelamin. Jika Anda menderita kutu kemaluan, Anda harus membeli produk pembersih khusus di apotek untuk menghilangkannya.

6. Beberapa penyakit dapat menyebabkan gatal-gatal

Gatal pada vagina bisa terjadi setelah terpapar berbagai gangguan kesehatan seperti penyakit ginjal, saluran empedu atau batu ginjal. 

Dalam hal ini, penyakit harus diobati terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa gatal. 

Baca Juga: Gejala, Pengobaan dan Cara Menurunkan Risiko Terkena Penyakit Kanker Pankreas

Rasa gatal ini dapat dikaitkan dengan penyakit menular seksual seperti herpes, jamur vulva dan vagina dan lain-lain.

Ada banyak tanda penyakit tersebut, seperti sensasi terbakar saat buang air kecil, radang bibir, nyeri saat berhubungan seksual dan lainnya.

Tanda-tanda ini tidak boleh diremehkan jika terus berlanjut, Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda untuk mengembangkan rencana pengobatan.***

Editor: Gunawan Bahruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x