JURNALPALOPO - Bulan Rajab adalah salah satu dari tiga bulan yang dipenuhi berkah dari Allah SWT yakni Rajab, Sya'ban dan Ramadhan.
Bulan Rajab merupakan pembuka dari bulan Ramadhan dan dihormati, bahkan disebut sebagai Asyhurul Hurum.
Di bulan inilah Allah SWT melarang hamba-Nya untuk berperang atau berburu bersama dengan tiga bulan lainnya yakni Muharram, Dzulqodah dan Zulhijah.
Baca Juga: Kuis : Pilih Gambar yang Pertama Kali Terlihat, dan Temukan Prediksi Masa Depan Anda
Allah berfirman dalam surah At-Taubah ayat 36:
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS At-Taubah: 36).
Diriwayatkan oleh Bukhari, 4662 dan Muslim, 1679 dari Abu Bakrah radhiallahu anhu dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Setahun itu ada dua belas bulan, diantaranya (ada) empat bulan Haram, tiga (bulan) berurutan, Dzulqaidah, Dzulhijjah dan Muharam serta Rajab Mudhar yang terdapat di antara (bulan) Jumadi Tsani dan Sya’ban.”
Baca Juga: Tips dan Trik Rendam Kaki Kering dan Pecah-Pecah Bisa Anda Lakukan Dirumah
Baca Juga: Tahukah Bagaimana Pengaruh Menopause Pada Kulit Anda? Simak Ulasannya
Bulan-bulan ini dinamakan bulan haram karena dua hal;
1.Karena pada bulan-bulan ini diharamkan berperang, kecuali musuh memulai (perang).
2.Sebagai penghormatan. Maksudnya jika ada perbuatan yang haram dilanggar, maka pada bulan-bulan ini bobotnya lebih berat dibandingkan pada bulan-bulan lainnya.
Oleh karena itu, Allah Ta’ala memperingatkan agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan pada bulan-bulan ini.
Baca Juga: 3 Makna Dari Sunnah yang Harus Diketahui setiap Muslim
Baca Juga: Hentikan 5 Kesalahan Riasan Wajah yang Membuat Kulit Kering Anda Bisa Bertambah Kering
Sementara itu, tidak ada ketetapan dari hadits yang shahih tentang puasa pada bulan Rajab.
Maka, apa yang dilakukan sebagian orang dengan mengkhususkan beberapa hari di bulan Rajab dengan berpuasa seraya meyakini keutamaannya dibandingkan dengan bulan-bulan lain, adalah tidak ada asalnya dalam agama.
Memang ada sabda dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam yang menunjukkan dianjurkan berpuasa di bulan-bulan Haram termasuk Rajab, sebagaimana Beliau sallallahu alaihi wa sallam bersabada:
“Berpuasalah di (bulan-bulan) Haram dan tinggalkanlah.” (HR. Abu Daud, 2428 dan dilemahkan oleh Al-Bany dalam kitab Dhaif Abu Daud)
Baca Juga: Ini yang Harus Anda Ketahui Tentang Rajab dan Sya'ban dan Ramadhan, Bulan yang Penuh Keberkahan
Baca Juga: 7 Fakta Unik Dibalik Posisi Tidur Miring ke Kiri bagi Kesehatan, Cegah Penyumbatan Hati Diantaranya
Hadits ini menunjukkan untuk berpuasa di bulan-bulan Haram. Tapi jika hanya dikhususkan pada bulan Rajab saja, maka itu tidak dibolehkan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam ‘Majmu’ Fatawa, 25/290:
“Adapun berpuasa di Bulan Rajab secara khusus, semua haditsnya adalah lemah, bahkan palsu. Sedikitpun tidak dijadikan landasan oleh para ulama.
"Dan juga bukan kategori hadits lemah yang dapat diriwayatkan dalam bab amalan utama (fadha'ilul a'mal). Mayoritasnya adalah hadits-hadits palsu dan dusta.
Baca Juga: Asyik..! Februari Bansos BST Rp300 Ribu Cair, Siapkan Dokumen Ini dan Begini Cara Mencairkannya
"Terkait riwayat yang terdapat dalam Musnad dan (kitab hadits) lainnya dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam, bahwa beliau memerintahkan untuk berpuasa pada bulan-bulan Haram yaitu Rajab, Dzulqaidah, Dzulhijjah dan Muharram, yang dimaksud adalah anjuran berpuasa pada empat bulan semunya, bukan khusus Rajab.”
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata dalam kitab Tabyinul Ujab, hal. 11: “Tidak ada hadits shahih yang layak dijadikan hujjah tentang keutamaan bulan Rajab, tidak juga dalam puasanya atau puasa tertentu , begitu juga (tidak ada) qiyamullail tertentu di dalamnya."
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: “Semua hadits yang menyebutkan puasa Rajab dan shalat pada sebagian malamnya adalah kebohongan yang diada-adakan.” (Al-Manar Al-Munif, hal. 96)
Syekh Sayyid Sabiq rahimahullah berkata dalam kitab Fiqih Sunnah, 1/383:
“Puasa Rajab tidak ada keutamaan tambahan dibandingkan dengan (bulan-bulan) lainnya. Hanya saja ia termasuk bulan Haram.
"Tidak ada dalam sunnah yang shahih bahwa berpuasa mempunyai keutamaan khusus. Adapun (hadits) yang ada tentang hal itu, tidak dapat dijadikan hujjah.”
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah ditanya tentang puasa dan qiyam pada malanya di hari kedua puluh tujuh di bulan Rajab, maka beliau menjawab:
”Puasa dan qiyam pada malam di hari kedua puluh tujuh di bulan Rajab serta mengkhususkan untuk itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” (Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin, 20/440).***