- Pengasingan ke Belanda
Setelah itu, Tiga Serangkai diasingkan ke Belanda. Di negeri orang, Suwardi Suryaningrat hidup dengan segala keterbatasannya.
Ia bertahan hidup dengan menjadi jurnalis untuk surat kabar dan majalah Belanda.
Surat-surat kabar Belanda yang bersikap sangat bersahabat dengan Tiga Serangkai yaitu Het Volk dan De Nieuwe Grone Amsterdamer, memberi kesempatan untuk menulis dan menyalurkan pikiran-pikiran tentang cita-cita perjuangan kemerdekan bangsa Indonesia.
Berkat pengaruh Tiga Serangkai, maka penghimpunan para mahasiswa Indonesia di negeri Belanda yang tergabung dalam Indische Vereeniging, semakin menonjolkan semangat kebangsaan dan semangat kemerdekaan dan berani mengubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia.
Pengetahuan dan pemahaman sejarah sosial pendidikan yang memberi pencerahan dan pemikiran Suwardi Suryaningrat, justru ketika beliau menjalani masa pembuangan di negeri Belanda.
Di sanalah beliau banyak mempelajari masalah pendidikan dan pengajaran.
- Taman Siswa
Setelah kembali ke Indonesia, Suwardi Suryaningrat diingatkan oleh istrinya mengenai gagasan yang pernah ia sampaikan kepada K. H. Ahmad Dahlan tentang harus adanya perguruan nasional yang mendidik kader-kader perjuangan untuk menentang penjajah.
Pada akhirnya ia dan kawan-kawan pun mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa di Yogyakarta pada 3 Juli 1922.