10 Mitos Alergi Kulit yang Semua Orang Perlu Berhenti Untuk Mempercayai

- 27 Oktober 2020, 17:57 WIB
Ilustrasi alergi.*
Ilustrasi alergi.* /Pixabay

Penyebab umum adalah methylisothiazolinone (pengawet), cocamidopropyl betaine, dan decyl glukosida (bahan pembuat busa), meskipun itu hanya beberapa dari pembuat onar potensial.

"Peralihan tidak berhasil, dan jauh lebih sulit menemukan sampo dan sabun mandi bebas pewangi daripada menemukan pembersih bebas pewangi, deterjen, dan krim bebas pewangi," katanya.

Baca Juga: Berhenti Lakukan Hal-hal Ini Jika Anda Sudah Merasa Dewasa, Termasuk Egois

9. Jika Anda belum memiliki alergi kulit, Anda mungkin aman

Anda bisa menggunakan sampo atau sabun yang sama selama beberapa dekade ketika tiba-tiba kulit Anda menjadi merah, bergelombang, bersisik, gatal, atau bengkak.

“Orang-orang akan berkata, 'Itu tidak bisa menjadi apa pun yang saya gunakan karena saya tidak mengubah apa pun,' tetapi alergi kulit dapat terjadi dengan paparan kumulatif,” Dr. Zirwas memperingatkan.

Semakin lama Anda menggunakan suatu produk, semakin besar kemungkinan Anda menjadi alergi. Dan begitu Anda bereaksi, alergi kulit menyertai Anda seumur hidup.

Baca Juga: 6 Masker Alami yang Mencerahkan Wajah dari Penjuru Dunia, Indonesia dengan Masker Bengkoangnya

"Setiap kali Anda terpapar alergen, sistem kekebalan Anda menjadi lebih baik dan lebih baik dalam bereaksi terhadapnya," katanya.

Alergi lateks pernah menjadi salah satu jenis alergi kulit yang lebih umum, tetapi waktu berubah, kata Dr. Zirwas.

Halaman:

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: The Healthy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah