JURNALPALOPO - Sedikitnya 38 orang tewas dalam protes anti-kudeta di Myanmar pada Rabu, kata PBB, dalam tindakan keras paling berdarah terhadap demonstrasi damai menentang kudeta militer.
Pasukan keamanan menembaki orang-orang yang memprotes pemerintahan militer di seluruh Myanmar, sehari setelah negara tetangga menyerukan pengekangan dan menawarkan untuk membantu Myanmar menyelesaikan krisis.
Polisi dan tentara melepaskan tembakan dengan peluru tajam dengan sedikit peringatan, kata saksi mata.
Baca Juga: Kepala Berkeringat? Anda Bisa Atasi dengan 5 Tips Ini
Baca Juga: 5 Makanan Ini baik Untuk Kesehatan Wanita, Ada yang Bisa Menormalkan Tekanan Darah
Pertumpahan darah terjadi satu hari setelah negara-negara tetangga menyerukan pengekangan setelah militer menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.
“Mengerikan, ini pembantaian. Tidak ada kata yang dapat menggambarkan situasi dan perasaan kami", kata aktivis pemuda Thinzar Shunlei Yi kepada Reuters melalui aplikasi perpesanan.
Korban tewas termasuk empat anak, kata sebuah badan bantuan dan dari media bahwa ratusan pengunjuk rasa ditangkap.
“Hari ini adalah hari paling berdarah sejak kudeta terjadi pada tanggal 1 Februari. Kami memiliki hari ini, hanya hari ini 38 orang meninggal.