Ratusan Karyawan Facebook Desak Pimpinan untuk Tidak Menghapus Konten Pro-Palestina

3 Juni 2021, 21:05 WIB
Ilustrasi Facebook/Pexels/Pixabay/ /

JURNAL PALOPO – Hampir sekitar 200 karyawan Facebook telah menandatangani surat petisi yang mendesak para eksekutif perusahaan untuk mengatasi kekhawatiran mereka bahwa suara-suara dari pro-Palestina sedang ditekan oleh sistem moderasi konten.

Mereka mendesak para eksekutif untuk membentuk satuan tugas internal untuk menyelidiki dan mengatasi potensi bias yang ditimbulkan dalam sistem manusianya dan sistem konten moderasi otomatis.

Melansir dari Financial Times (FT), ratusan karyawan Facebook juga mendesak pimpinan untuk membuat langkah terbaru yang memastikan konten pro-Palestina tidak dihapus.

Baca Juga: Diduga Menerima Gratifikasi, Ketua KPK Firli Bahuri Dilaporkan Ke Bareskrim Polri

Karyawan Facebook juga meminta pihak manajemen untuk segera memerintahkan audit pihak ketiga mengatasi konten sekitar Arab dan muslim yang menggambarkan warga Palestina sebagai teroris oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

“Sebagaimana tercermin dalam penurunan peringkat toko aplikasi kami, pengguna dan komunitas kami pada umumnya merasa bahwa kami gagal memenuhi janji untuk melindungi keterbukaan informasi seputar situasi di Palestina,” kata pernyataan di surat tersebut.

Para karyawan percaya bahwa Facebook dapat dan harus berbuat lebih banyak untuk memahami penggunanya dan berupaya membangun kembali kepercayaan mereka terhadap patform media sosial ini.

Selama konflik Gaza dan Israel berlangsung pada bulan lalu, Facebook telah melabeli kata-kata yang digunakan pengguna Palestina seperti kata “martir” dan “perlawanan” sebagai bentuk hasutan untuk melakukan kekerasan.

Baca Juga: Kemnaker Umumkan Pendaftaran Pelatihan Kerja BLK Kapuas, Ini Syaratnya

Menurut laporan media Amerika Serikat, Facebook juga menghapus postingan tentang kejadian di Masjid Al-Aqsa setelah secara keliru mengaitkan situs suci tersebut dengan organisasi teroris.

Bahkan medsos (media sosial) Instagram yang sekarang milik Facebook juga telah mengubah algoritmanya untuk membatasi postingan tentang konflik di Gaza agar tidak dijangkau luas oleh khalayak.

Pada Selasa, 1 Juni 2021, Facebook menyampaikan permintaan maafnya karena dirasa telah menekan beberapa suara dari penggunanya dengan sengaja sehingga berpengaruh pada Facebook.

“Kami merancang kebijakan kami untuk memberikan suara kepada semua orang dengan menjaga mereka tetap aman di aplikasi kami dan menerapkannya secara setara, terlepas dari siapa yang memposting atau apa yang diyakini oleh mereka,” jelas Facebook.

Baca Juga: Sering Menggunakan Styrofoam sebagai Bungkus Makanan? Stop Sekarang Juga, Risiko Kanker Mengintai

Ratusan karyawan Facebook meminta agar media sosial raksasa tersebut untuk berkomitmen memperkerjakan lebih banyak talenta dari Palestina.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Tags

Terkini

Terpopuler