Densus 88 Pilih Terapkan Sindrom Stockholm pada KKB Papua, Efektifkah?

- 3 Oktober 2021, 13:22 WIB
Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Irjen Martinus Hokum sarankan penerapan Sindrom  Stockholm, untuk tumpas KKB.
Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Irjen Martinus Hokum sarankan penerapan Sindrom Stockholm, untuk tumpas KKB. /Dok. Humas.polri.go.id/

JURNAL PALOPO- Ancaman nyata KKB Papua, kini membuat resah warga. Hal ini turut disikapi oleh Kepala Densus 88 Anti Teror Polri. 

Melihat konflik yang terjadi ditengah kontak senjata KKB dan TNI/Polri. Pihak Densus 88 akan lakukan pendekatan berbeda pada pemberontak. 

Menurut Irjen Martinus Hukom, pihaknya justru akan merangkul para pemberontak saat tertangkap. 

Baca Juga: Baku Tembak TNI Polri dan KKB Tak Kunjung Usai, Densus 88 Mulai Turun Tangan

Hal akan dilkakukan ketika ada yang tertangkap, sehingga tidak hanya berakhir di penjara. 

Baginya langkah yang selama ini ditempuh, justru menimbulkan dendam dan juga ketegangan satu sama lain. 

"Selama ini dilakukan langkah penegakan hukum, pencarian bukti kejahatan, atau perbuatan pidana. Dan ini berujung pada penjara," kata Martinus, dikutip Jurnal Palopo, dari dikusis daring Pusat Ilmu Kepolisian Kajian Terorisme. 

Setelah perosonil KKB tertangkap ketegangan dan kebencian kian babgak dari mereka, sehingga konflik sering terjadi. 

Baca Juga: 5 Anggota Polri Tertembak KKB 2 Gugur 3 Lainnya Jalani Perawatan, Kapolri: Terimakasih Sudah Luar Biasa

Halaman:

Editor: Naswandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x