Dalam Pelaksanaan Ibadah, Terdapat Perbedaan Hukum Islam

- 28 Juli 2020, 21:36 WIB
Ilustrasi. /pixabay/Fuzz
Ilustrasi. /pixabay/Fuzz /

a. Sunnah Muakkadah Suatu amalan sunnah masuk dalam kategori sunnah muakkadah.

Jika (a) Rasulullah Saw mengerjakannya secara rutin, (b) disebutkan keutamaannya, (c) dan –pada sebagian amalan- bagi seorang yang rutin mengamalkannya lalu ia terlewatkan maka amalan tersebut boleh diqadha’.

Artikel ini telah ditayangkan sebelumnya oleh Ringtimes Banyuwangi dengan judul
Pebedaan Hukum Islam dalam Pelaksanaan Ibadah.

Misalnya; Shalat Sunnah Fajar, Puasa Syawwal, dan lain sebagainya.

b. Sunnah Mustahabah Suatu amalan sunnah masuk dalam kategori sunnah mustahabah jika amalan tersebut disebutkan keutamaannya.

Namun Rasulullah Saw tidak rutin dalam mengerjakannya. Misalnya; Shalat Dhuha.

c. Sunnah Tathawwu’ (Ghairu Muakkadah) Suatu amalan sunnah yang masuk dalam kategori sunnah tathawwu’ jika amalan sunnah tersebut tidak disebutkan keutamaannya.

Baca Juga: Ingin Bertemu Jokowi Petani Sumut Jalan Kaki dari Palembang Menuju Jakarta

Namun boleh dilakukan secara sukarela.1 Misalnya; Shalat Qabliyah Maghrib. 

3. Mubah

Halaman:

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Ringtimes Banyuwangi (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah