Barongko Warisan Kuliner Sulsel yang Tenar di Palopo, Mengandung Filosofi Tak Terduga Berasal dari Kerjaan

1 April 2024, 09:00 WIB
Barongko miliki filosofi mendalam kental dengan kerajaan Gowa. Warga Palopo paling doyan jadikan menu buka puasa. /Instagram.com/@rohana_annn

JURNALPALOPO.COM- Jatuh cinta dengan Barongko bukan, di Palopo kuliner satu ini sangat diburuh utamanya saat Ramadhan.

Barongko jadi menu buka puasa, dan paling hitz di Palopo saat Ramadhan berlangsung.

Namun Barongko ternyata miliki filosofi yang mendalam, di Palopo masih jarang diketahui.

Baca Juga: Resep dan Cara Pembuatan Kue Taripang, Jajanan Laris dan Banyak Diburu saat Puasa Ramadhan

Usut punya usut, barongko ternyata di sajikan bagi para raja dan tamu istimewa.

Untuk detailnya cek ulasan di bawah yah...

SK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bernomor 60128/MPK.E/KB/2017, kini telah menetapkan kue barongko sebagai warisan budaya tak benda.

Barongko, kuliner khas Sulawesi Selatan, dikenal sebagai hidangan istimewa yang sering disajikan sebagai penutup makanan bagi para raja. 

Baca Juga: Mengenal Asal-usul dan Filosofi Kue Taripang: Warisan Kuliner Sulsel yang Menjamur di Palopo, Kamu Wajib Coba

Asalnya dipercaya berasal dari kerajaan terbesar di Gowa, Sulawesi Selatan, pada masa lampau. 

Tradisi penyajian Barongko terjaga hingga saat ini, sering ditemui dalam acara-acara istimewa seperti pernikahan, upacara adat, dan keagamaan.

Nama Barongko berasal dari "barangku mua udoko" dalam bahasa Bugis yang berarti "barangku sendiri yang kubungkus".

Konsep ini terwujud dalam penyajian Barongko yang dibungkus menggunakan daun pisang.

Baca Juga: Bikin Ngiler dan Nambah Lagi, Resep Barongko Kudapan Khas Makassar yang Lagi Trend di Palopo

Bagi masyarakat Bugis Makassar, membungkus memiliki makna filosofis yang dalam. 

Ini melambangkan penghormatan diri dan keluarga serta nilai keharmonisan dalam interaksi sosial. 

Oleh karena itu, Barongko selalu disajikan dengan daun pisang sebagai pembungkusnya, sesuai dengan tradisi dan filosofi yang terkandung di dalamnya.

Selain sebagai simbol keharmonisan, rasa manis dan gurih Barongko juga melambangkan harapan akan kesejahteraan dalam kehidupan rumah tangga, termasuk rezeki dan keturunan. 

Baca Juga: Nggak Punya Oven? Ini 2 Resep Kue Lebaran Tanpa Dipanggang, Cocok Buat Hidangan Lebaran

Setiap gigitan Barongko juga mengandung nilai kejujuran, tercermin dari irisan nangka atau panasa yang menggambarkan integritas dan kesucian dalam rumah tangga.

Itulah informasi tentang filosofi dalam kue barongko, yang banyak diburuh di Palopo.***

Editor: Sari Maya

Tags

Terkini

Terpopuler