Sempat menolak, PBSI Kembali Usulkan Perubahan Format Skor ke BWF Usai Olimpiade Tokyo 2021

- 5 April 2021, 14:46 WIB
Ilustrasi bulu tangkis
Ilustrasi bulu tangkis /Sumber: Pixabay / Anncapictures /

JURNAL PALOPO - Tim Indonesia melalui Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) resmi mengajukan mengajukan usulan perubahan sistem skor pertandingan bulu tangkis.

Bersama Federasi Bulutangkis Maladewa, Indonesia mengusulkan mengganti format dari yang sebelumnya 3x21 menjadi 5x11 kepada Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).

Sebelumnya, wacana ini sempat digulirkan BWF saat Rapat Umum Tahunan pada 2018 lalu. Namun ternyata, wacana tersebut ditolak sebagian besar peserta rapat termasuk Indonesia sendiri.

Baca Juga: Pengamat Sebut Kubu Moeldoko Punya 2 Pilihan Pasca Ditolak Kemenkumham

Baca Juga: Banjir Bandang Nusa Tenggara Timur (NTT), 67 Orang Dikabarkan Meninggal Dunia

"Saat voting tahun 2018, kami memang menolak wacana perubahan sistem skor tersebut," kata Bambang Roedyanto, Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI dikutip dari laman PBSI.

Saat itu, menurut Bambang Rudyanto, Indonesia menolak karena BWF ini mengubah format secepat mungkin dengan hanya tiga atau empat kali uji coba di turnamen kecil dan langsung diterapkan.

"Itu karena saat itu BWF mau mengubah format secepat mungkin. Hanya ada tiga atau empat uji coba di turnamen kecil, lalu langsung diterapkan," ungkapnya.

Menurutnya, bila menggunakan format baru saat itu, para pemain akan kesulitan dan tidak punya banyak waktu untuk beradaptasi.

Baca Juga: Pembatalan SKT Diterbitkan Pemerintah Desa Lengkong, Syahria : Saya Tidak Menerima Surat Tersebut

"Padahal saat itu kualifikasi Olimpiade 2020 akan dimulai. Bila menggunakan format baru, para pemain tidak punya banyak waktu untuk beradaptasi," tambahnya.

Bambang Rudyanto melanjutkan jika saat itu, BWF tidak hanya mengajukan perubahan format skor tetapi juga aturan pendampingan pelatih saat bertanding.

"Selain itu, saat itu BWF juga mengajukan usulan tidak boleh ada pelatih yang mendampingi saat pertandingan. Tentu kita tolak," lanjutnya.

Rudy - sapaak akrab Bambang Roedyanto- mengungkapkan bahwa perubahan sistem skor akan membawa dampak positif bagi kemajuan olahraga tepok bulu, tidak hanya bagi pemain, tetapi seluruh pihak yang terlibat di dalamnya.

Baca Juga: Gejala, Faktor Penyebab, dan Cara Mencegah Kanker Ginjal

"Saat itu beberapa negara menolak dan inginnya pembahasan ini dilanjutkan setelah Olimpiade. Lalu kami melakukan rapat dengan pengurus dan pelatih, ternyata format sistem skor 5X11 akan cocok bagi bulutangkis ke depannya," ujarnya melanjutkan.

Menurutnya, selain para pemain yang tidak hanya mengandalkan stamina, durasi pertandingan bisa ditekan sehingga tidak membutuhkan waktu lama.

"Seperti para pemain tidak hanya mengandalkan stamina, durasi pertandingan bisa ditekan menjadi lebih singkat dan dipastikan laga akan seru dari awal," ungkap Rudy.

Rudy juga mengatakan jika format skor yang baru ini telah diuji dan diterapkan oleh Badminton Tiongkok.

Baca Juga: Jatuh ke Septic Tank, Balita Ditemukan Tewas di Sebuah Perkemahan

"Badminton Tiongkok juga sudah mencoba di kejuaraan nasional mereka bulan November 2020 dan statistiknya cukup baik," tambahnya.

"Maka dari itu kami mengajukan kembali wacana perubahan skor 5X11 untuk mengganti format 3X21," lanjutnya.

"Tentunya setelah Olimpiade Tokyo mendatang, dimulai Januari 2022 dan uji coba selama satu tahun di seluruh level turnamen. Setelah satu tahun, kami juga mengusulkan harus ada feedback dari para pemain," tegas Rudy.

Ditempat berbeda, pemain ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan mengaku mendukung usulan PBSI untuk mengubah format skor ini.

Baca Juga: 6 Trik Rumahan Ini Efektif Membasmi Kecoak Secara Instan

"Saya secara pribadi sih setuju saja dengan perubahan skor. Kalau sampai diterapkan ini sangat positif karena pertandingan tidak akan terlalu lama dan stamina juga bisa dihemat," tutur Hendra.

Hendra mengatakan jika format baru nantinya akan membuat para pemain akan fokus dari awal dan harus cepat panas.

"Tantangannya nanti menjadi fokus yang harus siap dari awal, tidak boleh telat panas," ucap Hendra.

Permintaan perubahan sistem skor ini selanjutnya akan dibawa ke agenda Rapat Tahunan BWF pada tanggal 21 Mei 2021 untuk didiskusikan. Mekanime pengambilan keputusan melalui voting para anggota BWF.***

Editor: Gunawan Bahruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah