Network
JURNALPALOPO - Sekelompok aktivis yang berkampanye untuk hak asasi manusia dan dukungan untuk etnis Uygur di Tibet pada Kamis menyerukan boikot Olimpiade musim dingin 2022 di Beijing, dengan mengatakan acara itu akan memberanikan pemerintah Tingkok dalam tindakan kerasnya.
Olimpiade Beijing dijadwalkan dibuka dalam waktu satu tahun, tetapi Komite Olimpiade Internasional (IOC) mendapat tekanan dari kritikus catatan hak asasi manusia Tiongkok.
“IOC dengan bodohnya memutuskan untuk mengadakan Olimpiade musim dingin dan Paralimpiade di Beijing [jadi] kami dipaksa untuk berbicara,” kata Kalden Obara, presiden dari sebuah kelompok bernama Komunitas Tibet di Jepang, pada konferensi pers di Tokyo.
Baca Juga: Kuis: Temukan Hasil dari Soal Matematika 2-2 × 2 + 2 ÷ 2 =?, Gunakan Metode BODMAS
Baca Juga: Junta Myanmar Memblokir Akses ke Facebook Setelah Muncul Gelombang Demonstrasi
"Jika Tiongkok tidak menghentikan pelanggaran hak asasi manusia di Tibet dan wilayah tetangganya, Tiongkok seharusnya tidak diizinkan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing."
Sebuah koalisi dari 180 kelompok hak asasi mengatakan dalam sebuah surat terbuka kepada berbagai pemerintah pada hari Rabu bahwa boikot Olimpiade Beijing akan memastikan mereka tidak digunakan untuk memberanikan pelanggaran hak dan tindakan keras pemerintah Tiongkok yang mengerikan terhadap perbedaan pendapat.
Aktivis lain pada konferensi pers Kamis, Hidetoshi Ishii, wakil presiden Aliansi Indo-Pasifik Bebas, menyerukan negara-negara, termasuk Amerika Serikat, untuk bertindak serempak.
“Ini bukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan Jepang, jadi kami ingin komunitas internasional bertindak bersama,... Kami ingin pemerintahan Biden yang baru bergabung dengan kami.” katanya.
