Inovasi DLHK Pekanbaru yang Mengubah Minyak Jelantah Menjadi Bahan Baku Biodiesel

14 Februari 2021, 07:16 WIB
Ilustrasi minyak jelantah /pixabay/ivabalk

JURNALPALOPO - Banyak yang bisa dilakukan dengan menyak jelantah atau minyak goreng bekas pakai.

Seperti yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru yang mengolah minyak jelantah menjadi bahan baku biodiesel.

Hal tersebut sangat inovatif, terlebih karena potensi minyak goreng bekas di wilayah Pekanbaru cukup banyak tersedia di masyarakat.

Baca Juga: Hamil Tanpa Hubungan Intim, Janda 1 Anak di Cianjur Gegerkan Warga

"Untuk mendapatkan minyak jelantah itu DLHK Pekanbaru mengumpulkannya dari masyarakat yang menjual minyak tersebut ke Bank Sampah Kota Pekanbaru," kata Kepala Seksi Pengurangan dan Pemanfaatan Sampah, penanggung jawab Bank Sampah DLHK Kota Pekanbaru, Wenny Arizona, dalam keterangannya di Pekanbaru, dikutip dari Antara.

Wenny mengatakan, perkilogram minyak jelantah yang disetor masyarakat akan dihargai dengan uang.

Hasilnya mereka bisa catat dalam buku tabungan yang diberikan oleh pengelola bank sampah kota Pekanbaru.

Tak hanya minyak jelantah yang diterima di bank sampah kota Pekanbaru, tetapi juga menerima sampah anorganik seperti kaca, plastik, besi, karah, kertas dan lainnya yang yang kemudian diubah menjadi tabungan uang.

Baca Juga: GAR ITB Laporkan Din Syamsuddin karena Dituduh Radikal, Menag dan Menkopolhukam Beri Penjelasan

Menurut warga yang menabung di bank sampah, tabungan mereka bisa dicairkan jika sudah banyak dan akan berupa uang jika diterima nantinya.

"Menabung sampah ini biasanya rutin diseror setiap Kamis pagi kini selain sampah anorganik saja yang bisa ditabung, juga minyak jelantah yang dikelola DLHK Kota Pekanbaru dengan Bank Jelantah Pekanbaru yang menerima minyak goreng bekas itu," katanya.

Untuk minyak goreng bekas, sudah terkumpul 27 kilogram. Aksi menabung minyak jelantah ini sudah dilakukan ASN dan tenaga harian lepas DLHK Pekanbaru.

Wenny mengatakan jika ini merupakan upaya pemerintah dalam menjaga lingkungan dan menghimbau masyarakat agar tidak membuang bekas minyak goreng mereka ke sembarang tempat.

Baca Juga: Pajak PPnBM 0 Persen, Harga New Calya dan Agya Cuma 80 hingga 100 Juta

Ryan selaku pengelola Bank Jelantah Pekanbaru mengatakan jika minyak bekas pakai masih bisa diolah menjadi beberapa produk dan tidak mencemari lingkungan.

Menurutnya, jika minyak jelantah diproses lebih lanjut, maka ini bisa dijadikan alternatif baru untuk bahan baku biodiesel.

"Minyak jelantah ini akan diproses lagi dan bisa diekspor ke luar negeri untuk dijadikan biodiesel," kata Ryan.

Bagi yang ingin menabung minyak jelantah ke Bank Jelantah dapat melalui narahubung 0822-9835-4357 atau akun Instagram @bankjelantah.pekanbaru.

Baca Juga: Liga Inggris: Liverpool Babak Belur 3-1 di Markas Leicester City, Alisson dan Kabak Kompak Blunder

Sebelumnya koordinator kelompok mahasiswa UII Kharis Pratama di Yogyakarta, mencari metode yang tepat untuk memproses minyak jelantah menjadi biodisel.

Hal ini memang tidak mudah karena dengan metode yang biasa, kendalayangditemukan adalah biodiesel masih memiliki kadar air yang tinggi sehingga kurang berkualitas.

"Metode yang tepat yakni dengan memanfaatkan reaksi transesterifikasi untuk mengkonversi minyak jelantah, dan proses konversi dilakukan dengan cara memberikan aliran listrik (elektrolisis) ke dalam larutan minyak jelantah dengan variasi waktu tertentu.

"Berikutnya elektroda atau batang logam yang digunakan untuk mengaliri listrik telah dilumuri dengan larutan khusus yang disebut kitosan gel," katanya.

Baca Juga: Warga Kota Palopo, Diringkus Polisi Lantaran Melakukan Penganiayaan dengan Senjata Tajam

Reaksi transesterifikasi selama elektrolisis mengubah minyak jelantah ke dalam dua lapisan, yang berwarna coklat merupakan lapisan gliserol, sedangkan lapisan atas yang berwarna kuning keruh merupakan lapisan biodiesel," katanya.

Untuk tahapan akhir dari banyak proses pengubahan minyak jelantah menjadi bahan baku bio diesel adalah dengan mencuci lapisan biodiesel dari residu hingga menghasilkan bahan baku murni yang siap pakai.

Berdasarkan data, Indonesia masuk dalam negara dengan konsumsi minyak goreng tertinggi di dunia.

Hal tersebut dikarenakan makanan di Indonesia lebih banyak menggunakan minyak goreng pada proses membuatnya.

Baca Juga: Gunakan Gel Alami Ini untuk Melembabkan Pipi Anda, Simak Resepnya

Sementara itu data menunjukkan rata-rata konsumsi minyak goreng sawit di Indonesia setiap tahun mencapai 5,5 juta ton atau 24 persen dari total produksi minyak goreng sawit per tahun sebesar 23 juta ton.

Dilihat dari komposisi kimia, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan.

Pemakaian minyak jelantah bisa merusak kesehatan manusia, menimbulkan kanker. Oleh karena itu, kebanyakan masyarakat langsung membuang minyak jelantah itu.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Tags

Terkini

Terpopuler