Gejala, Pengobaan dan Cara Menurunkan Risiko Terkena Penyakit Kanker Pankreas

1 Maret 2021, 14:58 WIB
Ilustrasi kanker. /Ilustrasi Kanker/Pixabay

JURNALPALOPO - Pankreas adalah organ yang merupakan bagian dari sistem pencernaan dan sistem endokrin yang terletak di perut bagian belakang.

Pankreas memiliki dua fungsi utama yakni memproduksi enzim pencernaan dan hormon seperti insulin dan glucagon yang bertanggung jawab untuk mengatur konsentrasi glukosa darah.

Kanker pankreas adalah penyakit kanker kedua belas yang paling umum dan termasuk kanker paling mematikan.

Baca Juga: Kuis: Menurut Anda, Mana Dari Ketiga wanita Ini yang Pulang Dari Berkencan?

Baca Juga: Tolak Wisuda Online, Calon Wisudawan Universitas Cokroaminoto Palopo Lakukan Unjuk Rasa

Kanker pankreas sulit terdeteksi sampai pada stadium lanjut karena biasanya tidak bergematik pada insetnya.

Namun, opsi terapeutik yang tersedia dapat memperlambat perkembangan dan memerangi gejala.

Dalam beberapa kasus, opsi ini mungkin bisa mengalahkan penyakit kanker pankreas jika terdeteksi dini.

Gejala yang paling umum

Baca Juga: Sejarah dan Manfaat Luar Biasa Dari Tanaman Indoor yang Harus Diketahui

Kanker pankreas sangat sulit didiagnosis karena biasanya tidak memberikan tanda-tanda yang jelas pada tahap awal. Ketika penyakit berkembang, gejala-gejala berikut biasanya muncul:

1. Penyakit kuning, yaitu menguningnya kulit dan putih mata, buang air kecil kuning gelap atau oranye dan tinja yang berwarna pucat.

2. Nyeri perut yang disebabkan oleh pertumbuhan tumor dan biasanya memburuk setelah makan makanan.

3. Ketidakmampuan dan penurunan berat badan.

Baca Juga: Ini Tips Menghadapi Kehidupan Pasca Perceraian, Meremajakannya Hingga Mendapat Kebahagiaan

4. Mual dan muntah.

5. Diare.

6. Demam dan menggigil.

7. Kelelahan yang terus-menerus.

Baca Juga: Lebih Kuat dari Obat-obatan, Begini Trik Membuat Sup Bawang Putih untuk Influenza

8. Depresi.

9. Perkembangan tiba-tiba diabetes jika islet di langerhans, sel-sel penghasil insulin, terpengaruh.

Meskipun gejala-gejala ini tidak selalu diterjemahkan ke dalam diagnosis positif, mereka mungkin menunjukkan masalah yang berbeda yang mengharuskan pasien harus mendapatkan penanganan medis.

Faktor risiko

Baca Juga: 6 Alasan untuk Meletakkan Lemon Disamping Tempat Tidur, Simak Penjelasannya

Ada faktor-faktor tertentu yang diketahui untuk meningkatkan risiko mengembangkan jenis neoplasma ini diantaranya:

1. Merokok (meningkatkan risiko terkena penyakit dua kali lebih banyak).

2. Diet tinggi lemak.

3. Riwayat keluarga kanker pankreas.

Baca Juga: Ini 10 Fakta Tentang Negara Bulgaria, Wajib Tau Jika Traveling ke Eropa dan Berkunjung ke Sana

4. Usia (penyakit ini paling umum terjadi pada orang di atas usia 45).

5. Diabetes.

6. Pankreatitis kronis.

7. Sirosis hati.

Baca Juga: Lezat dan Mudah Ditemukan, Ini 4 Manfaat Sayur Kangkung Bagi Kesehatan

8. Obesitas.

Risikonya lebih tinggi pada orang yang memiliki kombinasi faktor-faktor tersebut.

Pengobatan

Perawatan yang harus diikuti dipilih berdasarkan stadium kanker, kesehatan umum pasien dan preferensi pribadi mereka.

Baca Juga: Buah Durian! Tanaman Musiman yang Miliki Segudang Manfaat Kesehatan, Jantung Salah Satunya

Jika terdeteksi dini, tindakan yang paling mungkin adalah operasi untuk mengangkat tumor disertai dengan kemoterapi untuk mengangkat sisa sel ganas.

Terapi radiasi juga merupakan pilihan yang baik untuk mengobati penyakit ini.

Jalur terapeutik lainnya adalah imunoterapi, juga dikenal sebagai terapi biologis yang membantu sistem kekebalan tubuh pasien melawan neoplasma.

Pengurangan risiko

Baca Juga: 18 Orang Telah Tewas Dalam Unjuk Rasa Menentang Kudeta di Myanmar

Sejauh ini, belum ditemukan cara mencegah kanker pankreas, tetapi ada langkah-langkah tertentu yang dapat membantu menurunkan risiko terkena penyakit ini diantaranya:

1. Hentikan merokok.

2. Jaga gula darah tetap terkendali.

3. Batasi makanan berlemak dalam makanan Anda dan makan lebih banyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh.

4. Hindari obesitas dan kelebihan berat badan.***

*) Disclaimer: Artikel ini hanya sebagai informasi dan tidak dimaksudkan untuk memberikan nasihat medis. Jurnal Palopo tidak bertanggung jawab atas segala kemungkinan konsekuensi dari isi konten. Sebelum menjalani pengobatan apa pun, harap konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya.

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Fabiosa

Tags

Terkini

Terpopuler