Penyebarannya Lebih Cepat Dari Covid, B.1.1.7 Sudah Ditemukan di Beberapa Wilayah di AS

10 Februari 2021, 11:02 WIB
ilustrasi B.1.1.7, varian baru yang ditemukan di Inggris. /pixabay/12222786

JURNALPALOPO - Inggris beberapa waktu lalu mengidentifikasi keberadaan varian baru dari virus corona.

Varian baru ini dengan cepat menyebar di Amerika Serikat yang mengancam akan membawa lonjakan kasus baru, menurut sebuah studi baru.

Sebuah tim ilmuwan yang dipimpin oleh para peneliti di The Scripps Research Institute menganalisa setengah juta sampel uji yang dikumpulkan di seluruh negeri sejak musim panas lalu.

Baca Juga: Kisah Sukses Chef Juna, dari Sekolah Pilot Hingga Eksekutif Chef di Restoran Susi Nomor 1 Houston

Baca Juga: Nenek Ini Mendapat Suntikan Vaksin di Umur 103 Tahun Setelah Melewati 2 Pandemi Mengerikan

Daripada mengurutkan semuanya secara individual, mereka dapat mengidentifikasi anomali tertentu yang merupakan "proxy yang dapat diandalkan" untuk B.1.1.7 (varian jenis baru).

Tim ini juga menganalisis urutan genetik lengkap, proses yang memakan lebih waktu untuk 212 sampel.

Mereka menemukan varian itu muncul di beberapa titik ke AS pada November 2020.

Meski saat ini frekuensi keseluruhannya rendah, itu akan menjadi bentuk dominan virus pada Maret.

Baca Juga: Kouta Internet untuk Pembelajaran Jarak Jauh Diperpanjang, Kemendikbud Minta Pendataan Ulang Nomor Ponsel

Baca Juga: Tahukah Jika Telapak Tangan Ternyata Dapat Mengungkap Kepribadian Anda

Tim menambahkan bahwa tingkat penularan setidaknya 35-45 persen lebih tinggi daripada varian yang lebih umum, dan prevalensinya meningkat dua kali lipat setiap setengah minggu.

Inggris mengalami gelombang Covid yang mengerikan setelah B.1.1.7 menjadi dominan di sana.

Varian yang sama telah diamati di banyak negara Eropa termasuk Portugal dan Irlandia.

“B.1.1.7 jauh lebih menular sehingga dapat dengan cepat membanjiri suatu negara,” kata Ashish Jha, dekan dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Brown dalam cuitannya menanggapi makalah tersebut.

Baca Juga: Sederet Fakta Menarik Dibalik Kesuksesan Sinetron Ikatan Cinta

Baca Juga: Pengambilan Keputusan yang Buruk Diduga Jadi Penyebab Kecelakan Kobe Bryant Tahun Lalu

Irlandia telah mengendalikan wabahnya pada akhir 2020, tetapi pada Januari, B.1.1.7 memicu gelombang eksponensial di sana yang sekarang mulai pulih.

Amerika Serikat memiliki jumlah kasus terbesar di dunia, dengan lebih dari 27 juta kasus yang dikonfirmasi dan 463.000 kematian.

Gelombang terakhir memuncak sekitar 8 Januari dan infeksi telah menurun sejak itu.

Tidak ada negara lain yang mencatat bahkan setengah dari jumlah itu. India, dengan lebih dari 10,8 juta kasus yang dikonfirmasi, memiliki kasus terbanyak kedua.

Baca Juga: Kisah Keturunan Petta Pao dan Asal Mula Pantai Bira yang Tergerus Istilah Jaman Now

Baca Juga: Peneliti Tiongkok Mengklaim Jika Makan Setengah Butir Telur Bisa Meningkatkan Risiko Kematian Hingga 7 Persen

Ada kekhawatiran bahwa B.1.1.7 dapat memicu lonjakan baru, dan menyebar dengan sangat cepat di Florida, menurut penelitian tersebut.

Penulis studi itu meminta AS untuk membangun sistem pengawasan genom Covid-nya.

"Saya meminta semua orang untuk tetap waspada," kata Rochelle Walensky, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada sebuah briefing pada hari Senin.

“Perkembangan varian yang berkelanjutan tetap menjadi perhatian besar dan merupakan ancaman yang dapat membalikkan tren positif tren baru-baru ini yang kami lihat.”

Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Jokowi Soal Kritik ke Pemerintah, Sujiwo Tejo: Tertibkan Dulu Para Buzzer

Baca Juga: Cara Buat Surat Keterangan Usaha (SKU) untuk Pendaftaran BLT UMKM Rp2,4 Juta yang Direncanakan 2021

Vaksin saat ini tetap efektif melawan variannya, sementara penggunaan masker secara drastis mengurangi penularan.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: SCMP

Tags

Terkini

Terpopuler