Opini! Nilai-Nilai Budaya sebagai Marwah Pilkada Damai

- 8 September 2020, 11:34 WIB
Haeril Al Fajri Direktur Macca Indonesia Foundation-MIND
Haeril Al Fajri Direktur Macca Indonesia Foundation-MIND /Istimewa/

Sikap Sipakelebbi (saling memuliakan) bagaimana kita tampil saling menyejukkan, menjadi telaga kebijaksanaan dalam menyikapi perbedaan.

Menyadari bahwa semua calon kepala daerah adalah putra putri terbaik bangsa. Sebagaimana kata Gus Dur:

Bahwa yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan.

Jika nilai-nilai budaya Sipakatau, Sipakainge, Sipakalebbi menjadi marwah pilkada maka pilkada damai adalah sebuah kenyataan.

Baca Juga: Akibat Insiden Skuter Listrik, Wajah Rihanna Memar dan Bengkak

Pilkada damai tidak hanya di ukur dari tidak adanya konflik secara fisik tapi juga dapat dimaknai harmonisnya hubungan masyarakat dalam perbedaan pilihan baik saat pilkada mau pun setelah pilkada.

Tapi jika calon kepala daerah dan pendukungnya mengabaikan nilai-nilai Sipakatau, Sipakainge, dan Sipakalebbi demi menghalalkan segala acara untuk meraih kemenangan maka perpecehan adalah salah satu konsekuensi yang harus diterima.

Ketika terjadi perpecahan saat pilkada maka masyarakatlah yang akan mendapatkan kerugian besar. Konsolidasi pasca pilkada bukanlah perkara mudah butuh waktu yang lama, energi bahkan materi yang besar.

Kontestasi Pilkada yang diwarnai perpecahan layaknya pepatah: menang jadi arang, kalah jadi abu.***

Baca Juga: Dua Paslon di Luwu Raya Positif Covid-19, Haeril: Kita Tak Ingin Ada Klaster Pilkada

Halaman:

Editor: Naswandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah