Opini! Nilai-Nilai Budaya sebagai Marwah Pilkada Damai

- 8 September 2020, 11:34 WIB
Haeril Al Fajri Direktur Macca Indonesia Foundation-MIND
Haeril Al Fajri Direktur Macca Indonesia Foundation-MIND /Istimewa/

JURNALPALOPO.COM- Pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia tanggal 9 Desember 2020 mendatang adalah salah satu momentum demokrasi yang akan menjadi sejarah baru kepemimpinan di masing-masing daerah. 

Namun, ada hal yang miris dalam setiap pilkada bahkan menjadi jejak buruk.

Pilkada sering kali menimbulkan perpecahan dan konflik sosial ditengah masyarakat. Perbedaan pilihan yang tidak disikapi secara dewasa adalah awal terjadinya disharmonisasi dalam kelompok sosial masyarakat.

Baca Juga: Resmi Berkostum Everton, James Rodriguez jadi Rekrutan Kedua Setelah Allan

Disharmonisasi ini semakin dipertajam dengan munculnya kampanye negatif (negatif campaign) dan kampanye hitam (black campaign) yang memanaskan tensi politik pilkada.

Kandidat kepala daerah dan tim pemenangan sebagai formulator kampanye diharapkan mampu mengedukasi pendukungnya untuk tidak melakukan hal-hal yang provokatif dan dapat menimbulkan konflik pilkada.

Pemilihan diksi dalam penyampaian informasi kepada publik harus berhati-hati agar tidak menimbulkan interpretasi negatif bagi masyarakat, karena hal ini adalah salah satu pemicu utama terjadinya gesekan antara pendukung dan dapat berimbas secara luas.

Maka dari itu kita perlu menyatukan persepsi dan landasan berfikir yang universal untuk menjaga pilkada tetap berjalan damai, harmonis dan bermartabat.

Baca Juga: Gelar Tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB), Pemkot Palopo Perketat Protokol Kesehatan

Halaman:

Editor: Naswandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x