Jika tidak ada aral melintang, produksi massal KF-21 diperkirakan akan berjalan hingga 2032.
Indonesia selanjutnya akan menerima transfer teknologi agar bisa merakit sendiri jet tempur KF-21.
KF-21 menggunakan berbagai teknologi canggih, termasuk radar active electronically scaned array (AESA).
Ia juga memiliki sistem pencarian dan pelacakan inframerah (IRST) yang mendeteksi objek terbang rendah.
Baca Juga: Ingin Kurban Idul Adha Tapi Belum Aqiqah, Buya Yahya: Ini Bukan Khayalan dan Ada Ditengah Masyarakat
Pesawat tempur generasi 4,5 ini akan dilengkapi rudal udara-ke-udara seperti AIM-2000 oleh Diehl yang berbasis di Jerman dan Meteor oleh MBDA Inggris.
Selama fase kedua proyek dari tahun 2026 hingga 2028, Korea Selatan akan menyiapkan kemampuan tempur udara-ke-permukaan KF-21.
DAPA saat ini juga sedang mengembangkan rudal jelajah yang diluncurkan dari udara untuk KF-21.