Kaspersky Ingatkan Ancaman Siber untuk Aset Kripto Tahun Depan: Ada Kelompok yang Disponsori Sebuah Negara

- 25 November 2021, 12:45 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto
Ilustrasi Mata Uang Kripto /Reuters

JURNAL PALOPO - Perusahaan sistem keamanan digital, Kaspersky memprediksi berbagai ancaman yang kemungkinan terjadi di 2022.

Dalam rilisnya, ancaman tersebut banyak yang menarget sektor keuangan.

Bahkan Kaspersky mengungkap jika nantinya ada kelompok yang menargetkan industri kripto dengan sponsor dari sebuah negara.

Baca Juga: Gopi ANTV 25 November 2021: Aksi Heroik Rashi Menyelamatkan Gopi Sebelum Meninggal Dunia

Diprediksikan juga bahwa target utama adalah mata uang kripto serangan ke aset tersebut akan semakin meningkat.

Kebanyakan dari penyerang ini merupakan penjahat siber yang tertarik dengan industri kripto kerena selain keuntungan yang bisa ia dapat, mereka juga disponsori negara.

"Karena cryptocurrency adalah aset digital dan semua transaksi dilakukan secara online, ia menawarkan anonimitas kepada pengguna. Ini adalah fitur menarik untuk para kelompok kejahatan siber, " dikutip dari keterangan Kaspersky, Kamis, 35 November 2021.

Namun, bukan hanya organisasi penjahat dunia maya tetapi aktor ancaman yang disponsori negara turut menargetkan industri ini," lanjut keterangan tersebut.

Baca Juga: Zoya Mulai Dekat dengan Arshad, Aditya Makin Kepanasan: Sinopsis Bepanah ANTV Hari Ini 25 November

Kaspersky juga mengungkap sebuah kelompok yang semakin agresif dalam menyerang bisnis kripto yang kemungkinan masih akan berlanjut.

Tidak hanya dari sisi perangkat kerasnya saja yang menjadi ancaman, tetapi juga fasilitas perangkat lunaknya yang kemanannya tidak memadai.

Bahkan perangkat keras yang beredar sebagai wallet menyimpan aset kripto banyak yang palsu dan menjadi ancaman baru.

Alasan mengapa Kasperksky mengatakan jika aset kripto menjadi serangan bertarget adalah karena para penyerang menemukan cara baru mencuri aset keuangan investor.

Baca Juga: Balika Vadhu 25 November 2021: Siasat Nenek Kalyani Menyatukan Shiv dan Anandhi

Peluang investasi aset kripto terdapat pada penjualan perangkat ilegal yang dibuat dengan memanfaatkan celah back door. 

Nantinya, aktivitas pencurian aset keuangan akan diikuti dengan kampanye rekayasa sosial dan teknik lain.

Selain aset kripto, akselerasi dan peningkatan infostealer jadi ancaman lain untuk sektor keuangan. 

Kunci dari ancaman ini asalah kesederhanaan, keterjangkauan dan efektivitas dalam melancarkan serangan.

Baca Juga: Pencari Istri Harus Tahu, 7 Ciri-ciri Wanita Setia hingga Akhir Hayat, Nomor 2 Paling Dicari

Bahkan untuk platform android, pakar Kaspersky juga memprediksi akan lebih banyak Trojan mobil banking yang akan tersebar.

Khususnya RAT yang bisa menghindari sistem keamanan yang digunakan bank, misalnya OTP dan MFA.

Dmitry Bestuzhev, head of Global Research and Analysis Team (GReAT) Kaspersky Amerika Latin mengatakan tahun ini adalah tantangan untuk banyak organisasi. 

Termasuk menangani menangani akses jarak jauh yang terhubung ke internet untuk menahan serangan ransomware hingga peningkatan dari mobile banking dan implan malwarenya.

Baca Juga: Jangan Sepelekan! Empat Waktu Ini Berpotensi Makhluk Halus Muncul

Sebelumnya, CEO SpaceX, Elon Musk menegur CEO Binance Changpeng Zhao di Twitter.

"Hei @cz_binance, apa yang terjadi dengan pelanggan Doge (Dogecoin) Anda? Kedengarannya mencurigakan," kicau Musk pada Selasa, 23 November 2021, seperti dikutip Jurnal Palopo.

Binance menanggapi dengan mengatakan sedang membangun kembali dompet Dogecoin sepenuhnya.

Hal ini berdampak pada penundaan penarikan yang bisa berlanjut selama seminggu lagi.

Baca Juga: Waspada Tiga Kebiasaan Ini, Picu Makhluk Halus Menyetubuhi Anda

Mata uang kripto telah menarik kemarahan regulator di seluruh dunia, tapi berhasil diperdagangkan pada rekor tertinggi karena investor terburu-buru untuk mendapat untung dari perubahan harga yang liar.

Regulator global khawatir kenaikan mata uang yang dioperasikan secara pribadi bisa merusak kendali mereka terhadap sistem keuangan dan moneter, meningkatkan risiko sistemik, mempromosikan kejahatan keuangan, dan merugikan investor.***

Editor: Gunawan Bahruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x