JURNAL PALOPO- Melalui kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya membahas terkait siapa yang harus diprioritaskan oleh istri lebih dahulu jika suami dan orang tua sedang sakit.
Pada dasarnya, kata Buya Yahya yang harus didahulukan dan diprioritaskan terlebih dahulu adalah seorang suami.
Meskipun demikian, bukan berarti seorang istri tidak pergi menjenguk dan menemui orang tuanya.
“Jika suami sakit di rumah, bapak sakit di rumah sakit. Apakah salah jika seorang istri mendahulukan suami?” ucap Buya Yahya dikutip Jurnal Palopo dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, 22 September 2021.
“Memang pada dasarnya yang didahulukan adalah suami. Akan tetapi, berarti Anda tidak menemui bapak,” kata Buya Yahya melanjutkan.
Buya Yahya mengatakan seorang istri harus bisa membagi waktunya jika suami dan orang tuanya sedang sakit.
Selama masih bisa untuk diurus keduanya, maka istri hendaknya mengurus keduanya dengan izin suami.
Baca Juga: Bolehkah Membawa Anak Kecil ke Masjid Untuk Sholat? Begini Pandangan Islam Menurut Buya Yahya
Kecuali kata Buya Yahya, jika jaraknya terlalu jauh dan tidak memungkinkan untuk seorang istri bolak-balik mengurus keduanya maka yang didahulukan adalah suami.
“Kan bisa bagi waktu. Minta izin pada suami untuk datang kepada bapak dan jelaskan pada keluarga bahwasanya suami juga sakit sehingga Anda mondar-mandir pahalanya besar di hadapan Allah. Kecuali jaraknya berbeda, jauh butuh waktu berjam-jam,” ujar Buya Yahya.
Jika memang istri tidak bisa menggabungkan atau membagi waktunya mengurus keduanya, hendaknya dia mempriotaskan suaminya.
Terkait orang tuanya, seorang istri membantu dengan cara lain. Misalnya, mengirimkan uang untuk pengobatan atau berdoa kesembuhannya.
Baca Juga: Bunuh Diri dalam Islam, Apakah Termasuk Takdir Allah? Buya Yahya Menjawab
“Maka disaat tidak mungkin Anda gabungkan, maka bantulah dengan cara yang lain. Mungkin kirim uang, atau kirim doa seterusnya. Ketahuilah sebagai seorang istri hendaknya engkau tetap mengabdi kepada suamimu,” kata Buya Yahya.
“Tapi selagi masih bisa digabungkan, gabungkanlah. Tapi kalau pilihan yang berat, nggak mungkin Anda pergi ke sana (orang tua), maka kewajiban ada pada suamimu yang nomor satu,” lanjut Buya Yahya.
Buya Yahya mengatakan bahwa jika seorang istri tidak sempat menengok orang tuannya yang sedang sakit karena suaminya juga sakit dan memang tidak bisa untuk pergi, maka hal itu bukan merupakan dosa bagi sang istri.
Bahkan meskipun orang tua meninggal tanpa dijenguk, hal itu akan menjadi kebanggan bagi orang tuanya karena dia telah menjadi istri soleha.
“Kalau ternyata Anda tidak sempat menengok ayahandamu karena uzur seperti itu dan ayahandamu meninggal, maka ketahuilah Anda akan dibanggakan oleh seorang bapak. Dia akan rela kepada anda dan tidak akan menjadi murka karena urusan dia sama Allah punya anak soleha,” ucap Buya Yahya.
“Kecuali memang Anda mampu berangkat, kok tidak berangkat, Anda durhaka. Keterlaluan, tidak punya perasaan,” ujar Buya Yahya melanjutkan.***