Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Sudah Pulih, Dampak Terburuk Covid-19 Sudah Berakhir

18 November 2020, 13:15 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut dampak terburuk Covid-19 sudah berakhir /Instagram.com/@smindrawati

JURNALPALOPO - Perekonomian Indonesia sudah mulai pulih pada kuartal III 2020 walau masih berada di zona negatif. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut ini sebagai indikator dampak terburuk Covid-19 telah berakhir.

Ini dikarenakan pada kuartal III, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 persen atau minus 3,49 persen jika dibandingkan dengan kuartal II yang minus 5,32 persen.

“Kita melihat yang terburuk telah berakhir, terutama pada kuartal II tahun ini ketika kontraksi sangat dalam. Tetapi kami melihat rebound pada kuartal III. Kami masih sangat berhati-hati karena Covid-19 masih ada,” terang Sri Mulyani dalam pernyataannya, di Jakarta, Rabu, 18 November 2020 dikutip dari PMJ News.

Baca Juga: Pejuang Masa Pandemi, Semua Orang Berperan Menekan Laju Penyebaran Covid-19

Sri Mulyani juga menyatakan tren penyerapan anggaran Program PEN terus mengalami perbaikan jika dilihat dari sejak semester pertama hingga Oktober tahun ini yaitu terjadi kenaikan mencapai 31,9 persen.

“Sampai hari ini kita terus lakukan perbaikan sehingga 55 persen dari Program PEN sudah terabsorbsi,” kata Sri Mulyani dalam dalam acara Anti Corupption Summit-4 2020 di Jakarta, Rabu.

Sri Mulyani merinci anggaran untuk bidang kesehatan telah terealisasi Rp34,29 triliun atau 35,3 persen dari pagu Rp97,26 triliun dan perlindungan sosial terealisasi Rp182,54 triliun atau 77,9 persen dari pagu Rp234,33 triliun.

Ia menjelaskan berdasarkan hasil survei dari beberapa lembaga mengenai perlindungan sosial menemukan bahwa cakupannya semakin luas dan sasaran semakin baik karena hampir semua RT di kelompok 40 persen masyarakat berpenghasilan terendah menerima setidaknya satu bantuan.

Baca Juga: Donald Trump akan Tarik Pasukan di Afganistan, Hampir Setengahnya akan Pulang ke AS

“Isu mengenai exclusion dan inclusion error masih ada, tetapi terdapat perbaikan data bottom up. Itu terus diperbaiki dengan menggunakan perbaikan data DTKS,” ujarnya.

Kemudian realisasi untuk sektoral K/L dan pemda adalah sebesar Rp32,92 triliun atau 19,9 persen dari pagu Rp65,97 triliun dan dukungan UMKM Rp95,62 triliun atau 83,3 persen dari pagu Rp114,81 triliun.

Sementara untuk realisasi insentif usaha tercatat sebesar Rp38,64 triliun atau 32 persen dari pagu Rp120,6 triliun dan pembiayaan korporasi Rp2 triliun atau 3,2 persen dari pagu Rp62,22 triliun.

“Semua akan terus dimonitor dalam rangka menggunakan keuangan negara semaksimal mungkin dalam membantu masyarakat dan dunia usaha agar tidak hanya survive tapi mampu pulih kembali” tegasnya.

Baca Juga: 14 Tips Menurunkan Nafsu Makan dan Berat Badan, yang Pengen Kurus Boleh nih Dicoba

Meski begitu, dirinya mengaku masih mengkhawatirkan potensi terjadinya gelombang kedua (second wave) seperti yang sudah terjadi di banyak negara Eropa.

“Kita lihat di beberapa negara ada gelombang kedua, yang benar-benar bisa membuat langkah mundur dari kemajuan ini,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, pandemi ini adalah situasi luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi pemerintah maupun dunia.

“Jadi yang pasti ketika kita merancang respon kebijakan seperti apa. Kita benar-benar harus melihat apa,” pungkasnya.***

Baca Juga: Tes Kepribadian: Apa yang Pertama Anda Lihat akan Menentukan Kepribadian Anda

 

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: PMJ News ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler