Borong 2 Gelar Lomba Rancang Sistem Otomatisasi Bangunan, Proyek Tim ITB akan Dipamerkan di AS

8 September 2020, 13:01 WIB
Ilustrasi bangunan bersejarah, situs bersejarah. /Pixabay/Tortugadatacorp/

 JURNALPALOPO.COM - Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menurunkan dua tim mahasiswa berhasil menjadi juara pada kejuaraan internasional yang diadakan oleh organisasi HVAC (heating, ventilation, and air conditioning) terbesar di AS.

Dua tim tersebut adalah tim Wetonia dan tim Ganeshantuy sebagai juara pertama dan kedua kategori Applied Engineering Challenge.

Kompetisi tersebut memberikan tantangan kepada para mahasiswa untuk membangun sebuah sistem yang bisa melaporkan isu-isu operasional terkait suhu ruang dari pengguna yang berada dalam sebuah bangunan kepada operator bangunan tersebut.

Baca Juga: Opini! Nilai-Nilai Budaya sebagai Marwah Pilkada Damai

Kamilita Hening Musono, salah satu anggota dari tim Wetonia mengatakan bangunan komersial yang mereka rancang di Bandung ramah lingkungan dan dilengkapi dengan sistem otomatis untuk meningkatkan kenyamanan termal dalam ruangan.

Bangunan tersebut juga memanfaatkan CCTV untuk mengontrol lampu yang berada di beberapa titik dan koridor agar lebih hemat energi seperti dikutip Jurnal Palopo dari VOA Indonesia.

Tim Wetonia beranggotakan enam mahasiswa dari berbagai jurusan yaitu R. Muhammad Nadhir Nasrudin Tanujiwa dari Teknik Lingkungan, Alpinus Raditya Dewangga, Reza Dzikri Khusaini dan Kamilita Hening Musono dari Teknik Mesin, serta Hilman Prakoso and Selvia Diwanty dari Teknik Arsitektur.

Sementara tim Ganeshantuy beranggotakan Calvin Sawaddah dari Teknik Mesin, Rezky Mahesa Nanda dan Ahmad Revo Guci dari Teknik Fisika, Ainun Fitryh Vianiryzki dari Teknik Informatika, serta Hafidza Fara Hapsari dan Valeryn Horlanso dari Teknik Arsitektur.

Baca Juga: Resmi Berkostum Everton, James Rodriguez jadi Rekrutan Kedua Setelah Allan

Tim Ganeshantuy sendiri merancang sebuah bangunan komersial di Balikpapan yang dilengkapi muka bangunan (façade) yang kinetik sehingga bisa lebih adaptif terhadap iklim.

“Jadi saat pagi dan belum panas, façade kinetiknya terbuka, kemudian saat siang semakin hari semakin panas, façade kinetiknya adaptif bisa menutup sendiri. Ditambah dengan automated system yang dibangun oleh informatik-nya, mungkin bisa menghasilkan desain yang bagus dan berguna,” kata Horlanso.

Bangunan itu dilengkapi dengan sistem komputasi yang memungkinkan pengguna memberikan masukan mengenai kenyamanan suhu ruang yang mereka rasakan.

Dipandu dosen pembimbing, mereka mampu mengalahkan tim-tim mahasiswa lain dari seluruh dunia, termasuk dari Ekuador dan Mesir.

Baca Juga: Gelar Tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB), Pemkot Palopo Perketat Protokol Kesehatan

Keluar sebagai juara pertama adalah tim Wetonia disusul tim Ganeshantuy di peringkat kedua pada kategori Applied Engineering Challenge.

Sebagai juara pertama, tim Wetonia berhak mendapat hadiah sebesar 5.000 dolar atau sekitar Rp73 juta. 

Proyek mereka juga akan dipamerkan dalam Konferensi ASHRAE yang rencananya akan diadakan di Chicago, negara bagian Illinois pada musim dingin mendatang.

ASHRAE (American Society of Heating Refrigerating and Air Conditioning) merupakan sebuah asosiasi global yang bergerak dalam bidang pemanasan, pendinginan, dan pengondisian udara yang biasa disingkat “HVAC&R.” ***

Editor: Naswandi

Tags

Terkini

Terpopuler