Libur Natal dan Tahun Baru Bisa Jadi Dibatalkan, Sektor Ekonomi Siap-siap dengan Dampaknya

- 20 November 2020, 14:09 WIB
Ilustrasi liburan
Ilustrasi liburan /PRFM

"Yang penting sekarang itu bagaimana caranya untuk memaksimalkan prokes, karena ini sangat bermanfaat dan membantu kestabilan masyarakat.

"Tapi sangat disayangkan, dalam pengawasan dan penindakannya masih sangat rendah sehingga ini berdampak terhadap rendahnya kesadaran masyarakat dalam menaati kebiasaan baru," jelasnya.

Ia juga mengatakan, memang tidak bisa dipungkiri jika kesehatan dan ekonomi menjadi sektor yang sering bergesekan. Tetapi kedua sektor ini bukan tidak mungkin untuk jalan beriringan.

"Memang kalau kita lihat kedua sektor ini baik ekonomi dan kesehatan layaknya sebuah koin yang berhimpitan, sering banget bergesekan tapi bisa diatur agar jalan beriringan," katanya.

Baca Juga: Apakah Kacang Mete Beracun? Simak Penjelasannya

"Dalam upaya agar keduanya seimbang, peran pemerintah untuk menegakkan protokol kesehatan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjalankan kebiasaan baru 3M dan 3T sangat diperlukan.

"Ini juga untuk menjaga stabilitas pasar, karena menjadi salah satu kunci penting dalam menggerakan perekonomian nasional," pungkas Acuviarta.

Pakar Epidemiolog dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung Bony Wiem Lestari ikut angkat bicara soal wacana pembatalan libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Ia mengaku tidak mempermasalahkan jika libur panjang Nataru tetap diberlakukan. Hanya saja, ada beberapa poin yang harus diperhatikan oleh pemerintah agar tidak menimbulkan klaster penyebaran baru.

Baca Juga: Madu Manuka Asal Selandia Baru yang Punya Banyak Manfaat Selain Mengobati

Halaman:

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah