Ujang menilai apabila ketiga tokoh yang diajak tersebut tidak ingin bergabung, maka itu merupakan kerugian bagi Partai Masyumi.
"Kalau gak gabung, artinya Partai Masyumi tak mampu meyainkan mereka. Dan itu suatu kerugian," ujarnya.
Selain itu, Ujang berpendapat, partai pemenang kedua pada pemilu 1955 itu, mungkin akan menemui kesulitan ketika ingin mengambil massa dari kelompok NU maupun Muhammadiyah.
Terlebih lagi kondisi politik Indonesia saat ini jauh berbeda dibanding waktu Partai Masyumi masih aktif dalam kancah politik, karena saat ini sudah banyak Partai Islam, tutur Ujang.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Gambar Penampilan Anda Sebagai Peri dan Ketahui Kepribadian Anda
Namun, kemungkinan peluang dari Partai Masyumi untuk kembali menjadi partai besar masih tetap ada, hal itu ditentukan oleh kemampuan tokoh yang berkecimpung di dalamnya, sebutnya.
"Juga apa yang ditawarkan Masyumi kepada rakyat, yang menjadi pembeda dari partai-partai Islam yang sudah ada," kata Ujang menutup pembicaraan.***