Habib Rizieq Diajak Gabung Masyumi, Yusril: Gampang Mendirikan Partai, Mempertahankan yang Susah

- 9 November 2020, 20:39 WIB
Setelah sempat dibubarkan Bung Karno, Partai Masyumi resmi berdiri lagi sejak Sabtu, 7 November 2020. Sejumlah tokoh besar ada di dalamnya.
Setelah sempat dibubarkan Bung Karno, Partai Masyumi resmi berdiri lagi sejak Sabtu, 7 November 2020. Sejumlah tokoh besar ada di dalamnya. /

JURNALPALOPO - Berdirinya kembali Partai Masyumi mendapat respon dari Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra.

Partai Masyumi ini dideklarasikan oleh beberapa tokoh diantaranya Bachtiar Natsir, Teuku Zulkarnain hingga Cholil Ridwan.

Yusril mengatakan dirinya menghormati hak setiap warga negara yang ingin mendirikan partai politik.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1

Sebab, kata dia, hal itu sebagai bagian dari upaya melaksanakan kehidupan demokrasi di Indonesia.

Tapi menurut dia, mendirikan partai sangat mudah, tapi membesarkan partai itu sulit, terlebih jika berkaitan dengan dana.

Yusril bercerita banyak partai Islam di Indonesia kesulitan memperoleh dana, mengingat sebagian umat Islam di Indonesia juga hidup dalam kekurangan.

"Masyarakat kini bahkan lebih praktikal dalam menjatuhkan pilihan politik.

Baca Juga: 8 Gerakan Ekor Kucing yang Sering Diperlihatkan, Simak Arti dan Ulasannya Lengkapnya

"Sebagian malah transaksional, anda sanggup kasi apa dan berapa dan kami akan tentukan sikap kami seperti apa," kata Yusril dalam keterangan tertulisnya, Senin, 9 November 2020.

“Yang punya dana besar itu para cukong, para pengusaha dalam maupun dalam negeri.

"Sepanjang pengalaman saya, tidak ada para cukong dan para pengusaha besar itu yang sudi mendanai partai Islam.

"Makanya, partai-partai Islam itu hidupnya 'ngos-ngosan.' Zaman sekarang sangat jarang ada anggota partai membayar iuran anggota seperti zaman dulu. Dunia sudah berubah," kata Yusril.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Ini akan Mengungkapkan Pengemudi Seperti Apa Anda

Meski begitu, Ia mengaku menghormati segala macam usaha yang akan dilakukan Cholil Ridwan untuk mendirikan kembali Partai Masyumi.

"Tentu beliau akan bekerja keras membangun cabang-cabang dan merekrut anggota di tengah Pademi Covid 19 yang sangat berat ini agar dapat disahkan sebagai partai yang berbadan hukum oleh Kemenkumham," katanya. 

Pendeklarasian Partai Masyumi dilakukan di Masjid Furqon, Jakarta Pusat pada Sabtu, 7 November 2020.

Saat itu, pendeklarasian bertepatan dengan tasyakuran Hari Ulang Tahun ke-75 Partai Masyumi.

Baca Juga: Cek Pembangunan Titik Nol dan Pendestrian Wisata Bira, Nurdin Abdullah: Hampir Semua Inovasi Bupati

Sejumlah tokoh hadir dalam pendeklarasian Partai Masyumi. Salah satunya pendiri Partai Ummat, Amien Rais, mantan Ketum Partai Bulan Bintang MS Kaban hingga Cholil Ridwan.

Dikatakan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, deklarasi paetai Masyumi sama sekali tidak menjadi ancaman bagi partai-partai Islam yang sudah ada sebelumnya.

Walaupun Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab bersedia untuk bergabung, seperti undangan yang diberikan Partai Masyumi.

"Kalau mereka gabung, tak akan mengancam partai-partai Islam lain. Karena partai-partai Islam lain, sudah dulu ada dan sudah pernah ikut Pemilu," kata Ujang Komarudin saat wawancara dengan RRI, 9 November 2020.

Baca Juga: Jenis Makanan Ini Bisa Anda Konsumsi setelah Sesi HIIT untuk Menutrisi Tubuh

Menurutnya, sejumlah partai Islam seperti PKS, PKB, PPP, dan PAN sudah mempunyai basis massanya masing-masing, dan juga dinilai sudah mapan.

"Mereka sudah establish. Sudah mapan. Sudah ikut pemilu demi pemilu. Mungkin yang sedikit rawan, PBB. Itu pun PBB sudah punya segmen pemilih sendiri. Jadi tak akan mengancam partai-partai Islam yang sudah ada," ujar Ujang.

Dia menyatakan Partai Masyumi hanya bersifat sebagai lawan kompetisi saja dengan partai-partai Islam yang sudah ada.

Selain mencoba mengajak Habib Rizieq, Partai Masyumi juga sudah memberikan undangannya untuk bergabung ke beberapa tokoh lain seperti Amien Rais, dan juga Ustaz Abdul Somad.

Baca Juga: Dunia Berduka, Gli, Kucing Penunggu Hagia Sophia Meninggal Dunia

Ujang menilai apabila ketiga tokoh yang diajak tersebut tidak ingin bergabung, maka itu merupakan kerugian bagi Partai Masyumi.

"Kalau gak gabung, artinya Partai Masyumi tak mampu meyainkan mereka. Dan itu suatu kerugian," ujarnya.

Selain itu, Ujang berpendapat, partai pemenang kedua pada pemilu 1955 itu, mungkin akan menemui kesulitan ketika ingin mengambil massa dari kelompok NU maupun Muhammadiyah.

Terlebih lagi kondisi politik Indonesia saat ini jauh berbeda dibanding waktu Partai Masyumi masih aktif dalam kancah politik, karena saat ini sudah banyak Partai Islam, tutur Ujang.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Gambar Penampilan Anda Sebagai Peri dan Ketahui Kepribadian Anda

Namun, kemungkinan peluang dari Partai Masyumi untuk kembali menjadi partai besar masih tetap ada, hal itu ditentukan oleh kemampuan tokoh yang berkecimpung di dalamnya, sebutnya.

"Juga apa yang ditawarkan Masyumi kepada rakyat, yang menjadi pembeda dari partai-partai Islam yang sudah ada," kata Ujang menutup pembicaraan.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah