Masyarakat Indonesia Optimis Taklukkan Covid-19, Kemnaker Siapkan Upaya Mitigasi Pengangguran

- 7 November 2020, 20:58 WIB
Masyarakat Indonesia jadi warga ASEAN yang optimis taklukkan pandemi Covid-19
Masyarakat Indonesia jadi warga ASEAN yang optimis taklukkan pandemi Covid-19 /

JURNALPALOPO - Lembaga penelitian dunia, lpsos menilai masyarakat Indonesia sebagai warga di lingkungan negara-negara ASEAN, yang optimistis menaklukkan pandemi Covid-19.

Survei Ipsos juga menyatakan 75 persen masyarakat Indonesia optimis ekonomi akan menguat dalam 6 bulan mendatang. 

"Cepat atau lambat, optimisme ini berdasarkan fakta bahwa upaya 3T (testing, tracing dan treatment) pemerintah, terutama treatment atau pengobatan tentunya semakin membaik terus," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro, saat memberikan keterangan pers secara virtual, Jumat, 6 November 2020.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1

Beberapa alasan optimisme yang ada dalam survei Ipsos dipaparkan Reisa, sebesar 53 persen masyarakat optimis bantuan pemerintah untuk UMKM.

46 persen masyarakat optimis vaksin akan ditemukan, 37 persen masyarakat optimis bantuan tunai untuk masyarakat,

32 persen masyarakat optimis stimulus keuangan untuk pemilik usaha dan 30 persen masyarakat optimis terhadap program kartu prakerja. 

Optimisme ini kata Reisa, tak lepas dari disiplin masyarakat menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Diperpanjang hingga Akhir November 2020, Begini Cara Cek Terdaftar atau Tidak

Bahkan saat ini disiplin mencuci tangan sudah tidak lepas dari kebiasaan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Hal ini juga didukung hasil penelitian dari United Nation Children's Fund (UNICEF) dan Nielsen menunjukkan bahwa cuci tangan paling sering dipraktekkan masyarakat Indonesia. 

"Sayangnya, 3M sendiri masih dipraktekkan secara terpisah. Kadang rajin mencuci tangan, tetapi kurang disiplin pakai masker dan lengah menjaga jarak.

"Yang bagus sih, semuanya harus dilakukan secara bersamaan, satu paket, satu kesatuan.

Baca Juga: Hal Lumrah Dilakukan Orang di Korea Selatan Tapi Aneh di Indonesia, Diantaranya Operasi Plastik

"Kalau dilakukan bersamaan maka risiko Covid-19 akan langsung turun drastis, dan penularannya bisa diturunkan sampai 0 persen," ujarnya. 

Lalu optimisme lain dari penelitian Ipsos menyebutkan, semangat tinggi dan upaya mencari dan juga menyediakan vaksin Covid-19.

Ada vaksin yang dikembangkan oleh Indonesia sendiri, ada yang kerjasama dengan negara-negara lain dalam kerangka kerjasama global dan multilateral. 

Untuk itu ia mengajak masyarakat untuk optimis dan mendukung upaya 3T yang dilakukan pemerintah, sementara masyarakat sendiri dapat terus meningkatkan disiplin menerapkan 3M.

Baca Juga: Bahaya Berikan Air Putih ke Bayi 0 Sampai 6 Bulan, Ini Alasannya

"Mari berikan yang terbaik untuk negeri tercinta ini. Berikan yang terbaik untuk menghentikan pandemi ini. Bersama kita pasti bisa," ajak Reisa.

Sementara Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, sejak pandemi Covid-19, pihaknya telah melakukan upaya-upaya mitigasi risiko dampak pandemi Covid-19 di bidang ketenagakerjaan.

Pertama, Kemenaker melakukan pelatihan berbasis kompetensi dengan mengoptimalkan Balai Latihan Kerja (BLK) di bawah Kemnaker.

Pelatihan ini tetap dilakukan dengan melalui model blended training maupun full secara luring (luar jaringan) dengan protokol kesehatan.

Baca Juga: Tampil Garang dengan Aura Berbeda di Drama ‘Awaken’, Seolhyun AOA Berubah Menjadi Seorang Polisi

"Sementara pelatihan vokasi di masa pandemi tetap penting untuk dilakukan karena menjadi bekal bagi mereka yang baru masuk maupun yang ingin kembali masuk pasar kerja," kata Ida Fauziyah, Sabtu, 7 November 2020.

Ida juga menegaskan di masa pandemi Covid-19, Kemnaker juga memiliki program perluasan kesempatan kerja melalui kegiatan penciptaan wirausahan baru, inkubasi bisnis, dan padat karya.

Bahkan tiga kegiatan tersebut memperoleh anggaran tambahan jaring pengaman sosial mengingat situasi saat ini lapangan kerja baru relatif terbatas dibandingkan kondisi normal.

Upaya Kemnaker lainnya untuk meringankan beban pemberi kerja terdampak Covid-19, yakni memprakarsai terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 2020 terkait keringanan pembayaran iuran Jamsostek selama pandemi Covid-19.

Baca Juga: Beberapa Kebenaran tentang Depresi yang Jarang diketahui oleh Banyak Orang

Langkah lainnya, Kemnaker memperoleh mandat untuk menyalurkan bantuan pemerintah berupa subsidi gaji/upah bagi pekerja yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan dan memiliki gaji di bawah Rp5 juta.

Mitigasi terakhir Kemnaker yaitu informasi pasar kerja untuk memgurangi tingkat pengangguran.

Kemnaker telah memiliki layanan informasi pasar kerja “karirhub” yang terintegrasi dalam satu ekosistem sistem informasi ketenagakerjaan (Sisnaker).

"Saat ini sekitar 11.694 lowongan kerja tersedia di karirhub.

Baca Juga: Video Syur Mirip Gisel Tersebar di Berbagai Media Sosial, Kominfo: Siap di 'Copot'

Ini menunjukkan pada masa pandemi pun, meski tidak sebanyak pada kondisi normal, masih ada perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja," tuturnya.

Untuk mengoptimalkan layanan informasi pasar kerja saat ini, lanjut Menaker, mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan pusat pelayanan pasar kerja dan ditargetkan dapat beroperasi.

Ia mengatakan, program-program untuk mengatasi pengangguran yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya ada di Kementerian Ketenagakerjaan, tetapi juga di luar Kementerian Ketenagakerjaan.

Padat karya diperluas. Padat karya yang ada di Kementerian PUPR dan di Kementerian Desa PDTT dan lainnya.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: RRI covid19.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x