Dituding Tak Memiliki Pengalaman di Pemerintahan, Hasto Ungkap Alasan PDIP Calonkan Gibran

- 25 Juli 2020, 09:48 WIB
Hasto Kristianto
Hasto Kristianto /dok

JURNALPALOPO.COM - Hasto Kristiyanto, Sekjen DPP PDI Perjuangan dalam diskusi virtual yang digelar DPP PDIP, menegaskan alasan yang sama terkait pemilihan calon kepala daerah dengan usia muda, Gibran, I Made Kembang Hartawan, dan Hanindhito Himawan.

Hasto Kristiyanto menyebutkan, majunya Gibran putra presiden Jokowi, di Pilkada Solo 2020, bukti bahwa partai selalu membuka diri terhadap kepemimpinan muda yang baik. Pada Jumat, 24 Juli 2020,

"Karena masyarakat yang akan menentukan keterpilihan sosok berdasarkan kinerja, pengalaman, dan kepemimpinannya," kata Hasto, di Jakarta, Jumat.

Baca Juga: Pencarian Basarnas Makassar di Luwu Utara Memasuki Batas Akhir

Pada kegiatan diskusi tersebut hadir juga Gibran sebagai narasumber bersama calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dan calon Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan.

Selain itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi sebagai penanggap.

Dalam kesempatan itu, Hasto menekankan aga setiap calon kepala daerah (cakada) dan wakil kepala daerah diwajibkan untuk mengikuti Sekolah Partai.

"Setiap cakada akan diberikan materi tentang pengelolaan anggaran yang prowong cilik, geopolitik, dan ideologi Pancasila," tuturnya.

Baca Juga: Baru 3 Bulan Menikah, Suami Tega Bunuh Istrinya Hanya Karena Sakit Hati

Hasto membuka alasan dipilihnya Gibran sebagai Cawalkot Solo.

“Mas Gibran yang juga sempat mengejutkan banyak pihak karena memilih jalur politik dan kemudian juga masuk di Kota Solo. Tapi yang jelas semua ini menunjukkan bagaimana PDI Perjuangan membuka diri dalam kepemimpinan baik yang berasal dari dalam ataupun kepemimpinan yang diperoleh melalui proses rekrutmen," tutur Hasto.

Sebagaimana diberitakan oleh Pikiran-Rakyat.com berjudul Sebut Tudingan Dinasti Politik Tak Berdasar, Hasto Ungkap Alasan PDIP Calonkan Gibran Rakabuming.

Menurut Hasto, dalam era demokrasi dimana pelaksanaan Pemilu adalah secara langsung, proses pendidikan politik rakyat berjalan cepat. Dampaknya, proses demokrasi meningkatkan rasionalitas publik.

Baca Juga: BKN Lakukan Sosialisasi Persiapan SKB, Seleksi CPNS 2019 akan Dilanjutkan

"Masyarakat pada akhirnya melihat rasional. Yang dilihat adalah aspek kepemimpinan, aspek kinerja, aspek terhadap berbagai program yang ditawarkan oleh calon pemimpin, itu yang tetap menjadi dominan, dan menjadi referensi dari masyarakat untuk memilih," ucapnya menjelaskan.

Oleh karena itu, Hasto menganggap tudingan dinasti politik itu hanya menjadi bagian dari dialektika politik yang menyempurnakan seluruh rasionalitas publik.

Selain itu, politikus asal Yogyakarta itu meyakini kaderisasi politik memang dimulai dari keluarga dan pendidikan itu bukan menjadi fenomena tunggal.

"Bagi PDI Perjuangan itu terjadi di banyak partai. Hampir di seluruh partai politik. Yang penting di dalam proses menyiapkan seseorang menjadi pemimpin itulah yang dilakukan PDI Perjuangan," kata Hasto.

Baca Juga: Selain Dapat Melindungi Penglihatan, Berikut Beberapa Manfaat Wortel yang Baik untuk Kesehatan

Hal itu juga demi menjawab tudingan bahwa sosok seperti Gibran tak memiliki pengalaman di pemerintahan. "Karena di situlah kualitas pemimpin itu kami kedepankan melalui sekolah partai," ujarnya menegaskan.

Hasto menambahkan, sosok seperti Gibran, Dhito, maupun Kembang, seharusnya menjadi inspirasi bagi kaum muda Indonesia agar berpolitik. Bahwa politik itu luas, tidak hanya politik kekuasaan.

"Tetapi juga politik ekonomi, politik dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menuju jalan berdikari," ujar Hasto.***

(Penulis : Gita Pratiwi )

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah