Menyamar Jadi Mayat Selama 5 Hari, Prajurit Kopassus Selamat dari Pemberontak Belanda di Papua

- 14 Februari 2022, 21:15 WIB
kisah heroik pasukan Kopassus yang selamat dari sergapan pemberontak Belanda setelah menyamar jadi mayat selama lima hari.
kisah heroik pasukan Kopassus yang selamat dari sergapan pemberontak Belanda setelah menyamar jadi mayat selama lima hari. /Tangkapan layar/ Kopassus.mil.id/

JURNAL PALOPO - Dalam setiap tugasnya, para prajurit Indonesia siap bertaruh nyawa ketika diturunkan ke medan tempur guna mempertahankan kedaulatan NKRI.

Seperti perjuangan Indonesia dalam merebut tanah Papua dari tangan Belanda yang meninggalkan sejumlah kisah heroik dari para prajurit Kopassus.

Keberanian prajurit Kopassus itu membuat Belanda gerah dan memaksa Amsterdam tunduk dan mau menyerahkan Papua ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Baca Juga: Terkuak Pohon Dari Buah Iblis Dalam Cerita One Piece, Pantas Admiral Angkatan Laut Kuat-kuat

Tetapi perjuangan pasukan elit TNI AD ini tidak berhenti sampai disitu. Mereka masih harus menghadapi kelompok bersenjata peninggalan Belanda yang memberontak.

Dilansir dari kanal YouTube Siap55 yang mengutip dari buku Sintong Panjaitan, 'Perjalanan Prajurit Para Komando' menceritakan bagaimana mereka harus berjuang keras menundukkan kelompok pemberontak Lode Fey.

Sebanyak 14 ribu orang terpaksa masuk ke hutan untuk menghindari kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata Lode Fey.

Di dalam perjuangan tersebut, terselip sebuah peristiwa menegangkan dimana salah satu prajurit Kopassus bersembunyi di tumpukan mayat selama lima hari.

Baca Juga: Garang Saat Bertanding, Ternyata David da Silva Punya Tato Kartun Penuh Makna

Aksi heroik itu dilakukan Prada Parjo di awal-awal perebutan Irian Barat pada tahun 1961 sampai tahun 1962.

Peristiwa tersebut bermula ketika pasukan gabungan Kopassus dan Paskhas yang dipimpin letnan Dua Infanteri, Agus hernoto diterjunkan ke dalam hutan rimba Papua.

Dalam upaya penyusupan, Prada Parjo bersama rekan-rekannya disergap pasukan korps marinir kerajaan Belanda di daerah Fakfak.

Karena kekuatan yang tak seimbang membuat pasukan gabungan TNI terdesak. Sesuai instruksi pimpinan mereka, jika kalah jumlah maka seluruh prajurit harus mundur ke dalam hutan.

Baca Juga: Sempat Diterpa Isu Tak Sedap, Kim Seon Ho Kini Kerap Lakukan Donasi

Ketika keadaan tenang pasukan gabungan ini pun keluar dari hutan untuk kembali melakukan penyusupan.

Namun pasukan gabungan ini dikejutkan dengan kondisi sebuah kampung yang telah rata dengan tanah akibat dibakar tentara Belanda.

Melihat kondisi pasukan gabungan TNI yang mulai menurun Letda Agus hernoto memutuskan untuk beristirahat di sebuah kebun pala.

Belum sempat melepas lelah, tiba-tiba muncul serangan mendadak dari pasukan marinir Belanda.

Baca Juga: Aturan Tidak Jelas, Perang Siber Dapat Picu Perang Nyata, Rusia Dituding Lakukan Serangan ke Ukraina

Kontak tembak pun tak terelakkan dimana Letda Agus hernoto mengalami luka tembak di kedua kakinya.

Di kemudian hari kedua kaki Agus hernoto harus diamputasi karena membusuk.

Sementara itu pertempuran sengit tersebut membuat tiga anggota Paskhas dan dua anggota Kopassus gugur dalam pertempuran.

Begitu juga Prada Parjo yang roboh usai terkena terjangan peluru tentara Belanda.

Gencarnya serangan dari pasukan Belanda membuat Prada Parjo harus menyelamatkan diri.

Baca Juga: Lupakan Piala AFF U 23, Empat Agenda Kompetisi Lain Menanti Timnas Indonesia

Prada Parjo kemudian merangkak bergerak perlahan untuk bersembunyi dibalik jasad rekan-rekannya yang telah gugur.

Prada Parjo menyamar seolah-olah telah tewas demi menyelamatkan diri. Apalagi usai pertempuran tentara Belanda melakukan patroli.

Keadaan itu membuat Prada Parjo tidak bisa bergerak, bahkan ia terpaksa harus tidur selama lima hari di antara jasad teman-temannya yang telah gugur dalam pertempuran.

Upaya penyelamatan itu pun membuahkan hasil. Prada Parjo akhirnya diselamatkan oleh warga setempat yang membawanya ke permukiman untuk dirawat.

Baca Juga: Lima Objek Wisata Unik Di Dunia, Ada yang Didedikasikan untuk Pengidap Kanker

Selanjutnya Prada Parjo dibawa ke rumah sakit angkatan laut Belanda untuk menjalani perawatan medis.

Prada Parjo mengaku beruntung tak dijadikan tawanan saat dirawat. Di rumah sakit Prada mendengar jika Pemerintah Indonesia dan Belanda sepakat untuk melakukan gencatan senjata.***

Editor: Gunawan Bahruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah