Karena itu, dalam kisah sengsara dan kematian-Nya Yesus ditampilkan sebagai tokoh yang melebihi manusia, bahkan ilahi dan mengemudikan seluruh kejadian.
Dengan demikian Kebenaran, yaitu realitas Allah yang menyelamatkan, menjadi nyata dalam pribadi Yesus Kristus.
Untuk memperoleh kemuliaan-Nya Yesus harus menjalani jalan salib. Karena itu sebagai pengikut Kristus sudah seharusnya kita tidak gampang mengeluh dan putus asa dalam menanggung beban penderitaan.
Yesus telah menunjukkan dan menjanjikan mahkota kemuliaan bagi yang setia mengikuti jalan salib-Nya.
Perayaan Jumat Agung mengingatkan kita akan pengorbanan Yesus Kristus untuk menyelamatkan umat manusia.
Kesetiaan Yesus kepada kehendak Bapa rupanya membawa konsekuensi tragis, yakni penderitaan penyaliban.
Mengutip buku Gegara Pandemik: Terhimpit untuk Melejit susunan Benny D. Setianto (2020).
Fakta salib adalah kehancuran, pengkhianatan, pengabaian, dan penolakan. Dalam kesengsaraannya, Yesus menyerukan “Eli, Eli, lama sabacthani!” yang berarti “Allah, ya Allahku, mengapa kau tinggalkan aku?”