Kisah sengsara Yesus berawal dengan penyerahan diri-Nya kepada lawan-lawan-Nya, namun Ia tampil sebagai tokoh yang penuh wibawa dan kuasa.
Ia pun dihadapkan kepada pemimpin agama Yahudi, Imam Besar Hanas, dan di situ Petrus menyangkalnya sampai tiga kali.
Lalu Ia dihadapkan kepada pemimpin sipil Romawi, Pilatus.
Akhirnya, Ia dijatuhi hukuman mati, disalibkan di antara dua penjahat, di salibNya tertulis INRI (Iesus Nazarenus, Rex Iudaeorum “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi”), pakaianNya diundi, ibu-Nya hadir, lalu Ia wafat, dan lambungNya ditombak.
Kisah ditutup dengan pemakamanNya.
Kematian Yesus disalib merupakan fakta historis, namun peristiwa itu telah menjadi peninggian dan pemuliaan-Nya.
Artinya, dari Yesus yang mati disalib itu telah terpancar daya penyelamatan Allah yang serentak daya penyelamatan-Nya sendiri.
Pengartian tentang kematian disalib ini berbeda dengan gagasan yang terdapat dalam Injil Sinoptik, yaitu sebagai penebusan atau kurban silih atas dosa-dosa manusia.