Seruan tersebut tidak disembunyikan dan dihapus meski diteriakkan oleh Yesus dalam kehancuran dan penderitaanNya di kayu salib.
Mengapa demikian?
Sebab, Yesus melakukan-Nya demi keselamatan umat manusia yang tidak akan pernah bisa lepas dari masalah, penderitaan, dan kehancuran.
Semua itu terjadi demi kita, demi kasih Allah, dan untuk melayani kita.
Dia melakukannya untuk meneguhkan pengharapan kita, di saat kita pun merasa ditinggalkan oleh Allah.
Bahkan ketika sedang mengalami berbagai macam penderitaan, kehancuran, dan kematian yang tak lagi sanggup kita tanggung.
Seruan tersebut mengajarkan kita untuk tetap berpengharapan. Seruan Yesus bukanlah jeritan doa keputusasaan, atau ketidakpercayaan akan kehadiran Allah dalam penderitaan, kehancuran, dan kematian.
Sebaliknya, jeritan doa itu menjadi jeritan pengharapan, pembelajaran, bahkan peneguhan terhadap kita di saat harus mengalami kesulitan, kehancuran, kengerian hidup, dan kematian yang sama.