Lima Panglima Perang Muslim Terhebat, Ada yang Masih 18 Tahun hingga Ada yang Mendapat Gelar Pedang Allah

9 Februari 2022, 10:09 WIB
ilustrasi panglima perang muslim terhebat /muslimah daily

JURNAL PALOPO - Selama masa penyebaran Islam, beberapa sahabat terpaksa berperang karena mendapat tekanan dari luar.

Sejarah mencatat, ada beberapa perang besar yang terjadi selama kurun waktu penyebaran Islam.

Salah satunya perang Badar yang terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijria atau 13 Maret 624 Masehi.

Baca Juga: Pengakuan Wanita yang Rambutnya Rontok Karena Terpapar Omicron, Begini Penjelasan AAD

Dari catatan sejarah, perang-perang bersar tersebut banyak yang dimenangkan kaum muslimin.

Kemenangan tersebut tentu tak lepas dari peran seorang panglima yang gagah berani memimpin pasukan muslim.

Tercatat ada beberapa panglima perang yang gagah dan tangguh serta pemberani yang berhasil menaklukkan medan perang sejak zaman Rasulullah SAW.

Berikut ini lima panglima perang muslim terhebat di medan perang sepanjang masa.

Baca Juga: Pesona Duo Papua PSM Makassar, Bali United Gagal Menang hingga Wawan Hendrawan Lemas

1. Khalid Bin Walid

Bagi seorang muslim, Khalid Bin Walid adalah panglima perang yang tidak bisa terkalahkan.

Bahkan hingga akhir hayatnya, ia tidak pernah kalah dalam perang. Khalid Bin Walid bahkan mendapat julukan Pedang Allah yang terhunus.

Khalid Bin Walid lahir pada 585 masehi dan wafat di usia 57 tahun. Sahabat Nabi satu ini sangat terkenal dengan taktik perang, dan ketangguhan nya di dunia militer.

Baca Juga: Manga Kimetsu no Yaiba Chapter 88-90: Selamatkan Hinatsuru, Tanjiro Padukan Pernapasan Air dan Matahari

Tercatat, lebih dari 100 kali pertempuran yang ia lewati dan ia pimpin tetapi tidak pernah terkalahkan sekalipun.

Dahulu, ia merupakan panglima perang kaum kafir Qhuraisy yang berperan penting dalam perang Uhud melawan umat muslim.

Tetapi Khalid kemudian masuk Islam melalui perjanjian Hudaibiyah dan tergabung bersama Nabi Muhammad shallalalhu ‘alaihi wa sallam (SAW).

Dikutip dari Military History Fandom, Pencapaian strategisnya adalah penaklukan Arabia, Mesopotamia Persia dan Suriah Romawi dalam beberapa tahun dari tahun 632 hingga 636.

Baca Juga: Polemik Hasil Tes PCR Berbeda, Persib Tetap Hormati Regulasi Liga 1, PT LIB Diminta Evaluasi Alat

Khalid memulai perang bersama kaum muslimin pada pertempuran Mu'tah. Itu adalah pertempuran pertama antara Romawi dan Muslim.

Dalam pertempuran tersebut, Khalid menggunakan sembilan pedang yang kesemuanya patah selama perang tersebut.

Kelihaian sebenaryya Khalid terlihat pada pertempuran Yarmuk dimana ia memimpin 40.000 tentara untuk menyatukan seluruh Timur Tengah di bawah bendera Islam.

Saat itu ia mengadapi pasukan gabungan Armenia, Slavia, Ghassanid dan juga pasukan Romawi Timur yang berjumlah 150.000.

Baca Juga: Teja Paku Alam Dapat Saingan Baru di Bawah Mistar Gawang, Wonderkid Persib Bandung Siap Jadi Idola Bobotoh

Dalam perang tersebut pasukan Islam dibawah pimpinan panglima Khalid bin Walid mencapai kemenangan telak, merebut Palestina, Suriah dan Mesopotamia dari Kekaisaran Romawi Timur.

Kehebatan Khalid bin Walid membuatnya masuk dalam jajaran panglima perang terhebat sepanjang sejarah.

2. Sultan Muhammad Al-Fatih

Muhammad Al-Fatih adalah salah satu jenderal perang muslim terhebat dalam catatan sejarah. Al-Fatih bahkan dapat menaklukkan konstantinopel di usianya yang masih 21 tahun.

Baca Juga: Data dan Fakta PSM Makassar vs Bali United, Juku Eja Terlalu Perkasa

“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad bin Hanval Al Musnad).

Hadist tersebut merupakan dorongan besar bagi Muhammad Al-Fatih atau Mahmed II untuk menaklukkan Konstantinopel.

Dilansir dari Medium, Muhammad Al Fatih (1431 – 1481 M) merupakan putra Sultan Murad II yang memerintah Kesultanan Utsmaniyah sejak tahun 1451 M. 

Keberhasilan Muhammad Al-Fatih menaklukkan Konstantinopel bukanlah suatu kebetulan. Ia memperkuat kekuatan militer Ottoman dengan memilih pasukan sejak mereka masih kecil.

Baca Juga: Gawat! 3 Kiper Persib Bandung Absen Gara-gara Covid 19, Teja Paku Alam Termasuk?

Dalam perang tersebut, Mahmed II beberapa kali mengalami kebuntuan menembus benteng terkuat di dunia saat itu.

Akan tetapi, dengan kecerdasannya, sebanyak tujuh puluh kapal diseberangkan melalui bukit hanya dalam satu malam.

Sastrawan Yoilmaz Oztuna bahkan berkata, “Tidaklah kami pernah melihat atau mendengar hal ajaib seperti ini, Mehmed telah menukar darat menjadi lautan dan melayarkan kapalnya di puncak gunung. Bahkan usahanya ini mengungguli apa yang pernah diilakukan oleh Alexander The Great”.

Rahasia keberhasilan Al-Fatih menaklukkan Konstantinopel yang sekarang berganti menjadi Istanbul adalah karena pasukannya yang tidak pernah meninggalkan shalat bahhkan shalat tahajud dan rawatib.

Baca Juga: Jadwal dan Link Streaming Liga 1: Sama-sama Pincang, Laga Madura United vs Persija Jakarta Berpotensi Ditunda

Selain itu, Muhammad Al-Fatih memerintahkan semua tentaranya untuk berpuasa pada siang hari dan disinilah terjadi shalat jumat terbesar dalam sejarah Islam.

Berbeda dengan banyak panglima perang lainnya di dunia yang menyiksa masyarakat wilayah yang dikalahkan, Muahmmad Al-Fatih justru melindungi seluruh rakyat baik Muslim maupun non-Muslim yang berada di Konstantinopel.

3. Salahuddin Al Ayyubi

Nama Salahuddin Al Ayyubi melejit saat ia memimpin pasukan muslim melawan umat kristiani dalam perang salib. Umat kristiani kala itu memanggil Salahuddin Al Ayyubi dengan sebutan Saladin. Ia lahir pada tahun 1138 masehi di Tikrit.

Baca Juga: Lirik Lagu If Tomorrow Never Comes dari Ronan Keating, Tak Mampu Hidup tanpa Kekasih

Salahuddin Al Ayyubi adalah seorang pejuang Kurdi yang menjadi Sultan Mesir dan dikenal sebagai pejuang Islam. Dalam pertempuran selama 12 hari, Salahuddin berhasil mengalahkan Balian dari Ibelin dan berhasil merebut Damaskus, Alleppo, dan Irak.

Sama dengan Muhammad Al-Fatih, Salahuddin juga tidak menyakiti satupun para tawanan dari tentara kristen, bahkan ia melepaskan bagi mereka yang mau kembali ke Eropa.

Akibat kemuliaannya serta kesatria yang pemberani, Salahuddin di kenal dan harum namanya di kalangan muslim dan umat Kristen.

Dalam sejarah Islam, Salahuddin Ayyubi juga mendirikan salah satu kerajaan bernama Dinasti Ayubiyah yang meliputi Mesir, Yaman, Diyar Bakr, Mekkah, Hijaz, dan Irak Utara.

Baca Juga: Persaingan Juara Liga 1 Kian Ketat, 3 Raksasa Paling Berpeluang Rengkuh Gelar

Sampai pada akhir kejayaan Salahuddin berakhir, dirinya wafat pada 1193 M. Kematian beliau menandakan bahwa kerajaan yang didirikannya kian melemah. Dinasti Ayubiah berakhir ketika pemimpin terakhir, Sultan Ayubiyah, terbunuh oleh budak Mamluk.

4. Usamah Bin Zaid

Usamah Bin Zaid jadi panglima perang Islam termuda. Di usianya yang masih 18 tahun, ia ditunjuk Rasulullah Muhammad shallalalhu ‘alaihi wa sallam (SAW) sebagai pemimpin dalam sebuah pasukan perang islam melawan Romawi Timur.

“Usamah, berangkatlah atas nama Allah dan keberkahan dari-Nya. Saat engkau sampai di tempat terbunuhnya ayahmu (wilayah Romawi), berhentikan pasukan. Aku angkat engkau sebagai pimpinan pasukan ini…” kemudian Rasulullah serahkan pasukan kepada Usamah. Beliau berkata, “Berangkatlah dengan nama Allah,” dikutip dari Kisah Muslim.

Baca Juga: 7 Negara Paling Bersih di Dunia, Inggris Nomor 4, Nomor 2 Mengejutkan

Para sahabat saat itu sebenarnya meragukan Usamah Bin Zaid karena usianya yang masih belia namun telah diberikan tugas yang sangat berat untuk anak seusianya.

Di kisahkan, dalam perjalanannya dari madinah menuju perbatasan syam, Usamah mendengar kabar kematian Nabi Muhammad shallalalhu ‘alaihi wa sallam (SAW).

Ia pun bergegas kembali untuk menemui nabi dan menghentikan perjalanan pasukannya. Setelah Rasulullah wafat, Abu Bakar radhiallahu ‘anhu menggantikan beliau memimpin umat. Saat itu, banyak orang-orang Arab pinggiran murtad.

Saat itu, tokoh sahabat lain meminta Abu Bakar menunda memberangkatkan Usamah bersama pasukannya untuk menghadapi Romawi.

Baca Juga: Tidak Dilirik Shin Tae Yong, Rafli Asrul Justru Terbang ke Eropa, PSM Makassar Dukung Penuh

Tetapi Abu bakar tetap pada keyakinannya dan memerintahkan Usamah untuk bergegas balik menyelesaikan amanah dari Nabi tersebut.

Hingga Usamah dengan pasukan nya bergegas menuju perbatasan syam, dan dnegan strategi yang matang, pasukan Usamah berhasil mengalahkan musuh dengan cepatnya.

Hingga sejak saat itu Usamah menjadi diperhitungkan dan di segani dari kalangan Sahabat-sahabat Nabi.

Di antara panglima perang yang kuat dan tangguh, dalam sejarah Islam nama Usamah bin Zaid tercatat sebagai panglima perang terhebat, termuda, dan terakhir yang ditunjuk oleh Nabi Muhammad shallalalhu ‘alaihi wa sallam (SAW) pada masanya.

Baca Juga: 5 Hal Buat Sistem Pendidikan Finlandia Jadi Yang Terbaik di Dunia, Patut Dicontoh Indonesia

5. Khaulah Binti Azur

Nama Khaulah Binti Azur mungkin masih terdengar asing bagi sebagian besar kaum muslimin.Beliau adalah salah satu panglima perang kaum muslimin dari kalangan perempuan.

Bahkan ia mendapat gelar seperti Khalid Bin Walid. Khaulah Binti Azur mendapat gelar Pedang Allah dari kalangan perempuan. Sebagian bahkan menjulukinya sebagai The Black Rider.

Saat itu, pasukan Khalid bin Walid tengah terdesak saat berperang melawan bangsa Romawi. Tiba-tiba, Khaulah binti Azur memasuki arena pertempuran dengan mengenakan pakaian serba hitam dan hanya matanya yang terlihat sembari menunggangi kuda.

Baca Juga: Manga Kimetsu no Yaiba Chapter 87: Pertarungan Sengit Gyutarou dan Uzui Tengen, Tanjiro Jadi Penonton

Bagai singa yang kelaparan, Khaulah mengibaskan pedangnya dan menghunus musuh-musuh yang ada di hadapannya. Khalid bin Walid beserta pasukannya pun tercengang melihat sang ksatria berbaju hitam yang begitu tangkas muncul secara tiba-tiba.

Saat mengetahui bahwa ksatria tersebut adalah seorang wanita, semangat jihad dari pasukan Khalid bin Walid pun kembali berkobar untuk kembali berjuang melawan musuh.

Sejatinya, Khaulah binti Azur merupakan seorang petugas medis seperti kebanyakan muslimah lainnya. Saat itu ia bertugas mengobati para pasukan muslimin yang terluka dalam peperangan.

Namun ketika ia mengetahui bahwa kakak kandungnya yang bernama Dhirara bin Azur tertawan oleh musuh, ia pun seketika berusaha berjuang ke medan perang demi menyelamatkan kakaknya.

Baca Juga: Wanita Ini Mengaku Kepalanya Seperti Mau Pecah setelah Terpapar Omicron, Kenali Gejalanya Sebelum Terlambat

Diluar dari kehebatan dan keberanian nya di medan perang, khailah terkenal dengan strateginya yang jitu. Pada perang sahura, iya yang merupakan tim medis dari tentara muslim, tertangkap oleh musuh dan di tahan bersama dengan rekan nya yang lain.

Khaulah tidak kehilangan akal dan memotivasi para tawanan lain untuk berani dan melawan musuh-musuh allah. Dengan cekatan dan tangan kosong serta memanfaatkan keadaan sekitar, Khaulah berhasil menyelamatkan diri dan rekan nya dari tawanan musuh.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler