PHE Sebut Kelebihan Berat Badan 3 Kali Memungkinkan Bisa Meninggal Karena Covid-19

25 Juli 2020, 09:26 WIB
Ilustrasi berat badan. //Pixabay/mohamed Hassan

JURNALPALOPO.COM - Kelebihan berat badan tampaknya tidak meningkatkan peluang orang untuk tertular Covid-19.

Namun kelebihan lemak dapat mempengaruhi sistem pernapasan dan kemungkinan akan mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh.

Selain itu, orang yang memiliki berat badan ekstra, yang didefinisikan sebagai indeks massa tubuh lebih dari 25, juga memiliki peluang lebih tinggi untuk memerlukan ventilasi saat sakit dengan Covid-19.

Baca Juga: Baru 3 Bulan Menikah, Suami Tega Bunuh Istrinya Hanya Karena Sakit Hati

Untuk mereka yang berusia antara 55-74 tahun, yang memiliki berat badan yang lebih berisiko penyakit Covid-19 karena usia mereka.

Menurut sebuah laporan dari Public Health England, orang yang memiliki kelebihan berat badan 3 kali lebih mungkin meninggal karena Covid-19 dari pada orang dengan berat badan yang sehat.

Para ahli mengatakan setiap kiloan yang hilang akan mengurangi risiko mereka dirawat di rumah sakit karena virus corona, dikutip Pikiran-Rakyat.com melalui Daily Mail.

Perdana Menteri Boris Johnson menyarankan warga Inggris harus menurunkan berat badan pada musim panas ini untuk kemungkinan gelombang kedua Covid-19 terjadi akhir tahun.

Baca Juga: Pencarian Basarnas Makassar di Luwu Utara Memasuki Batas Akhir

Artikel ini telah ditayangkan sebelumnya oleh Pikiran-Rakyat.com berjudul Kelebihan Berat Badan 3 Kali Lebih Berisiko Meninggal karena Covid-19, Simak Penjelasannya.

Hampir 2/3 orang dewasa di Inggris hidup dengan berat badan berlebih untuk tinggi badan mereka, yang diperkirakan akan meningkat dalam empat tahun ke depan tanpa intervensi.

Dr.Simon Cork, seorang dosen dalam pendidikan kedokteran, King's College London (KCL), mengatakan mekanisme yang mendasari hubungan antara obesitas dan Covid-19 yang parah tidak jelas.

"Obesitas dikaitkan dengan penurunan kapasitas paru-paru, dan dengan demikian tidak meninggalkan banyak redundansi dalam menghadapi penyakit pernapasan.

Baca Juga: Proses Coklit KPU Luwu Utara, Terhambat Akibat Banjir Bandang

"Selain itu, obesitas terkait erat dengan diabetes tipe 2, yang dapat berdampak pada kemampuan seseorang untuk meningkatkan respons kekebalan tubuh.

"Obesitas juga dikaitkan dengan peradangan tingkat rendah, yang dapat memperburuk peradangan yang terkait dengan infeksi," ungkap Dr. Simon.

Dia menambahkan bahwa orang dengan obesitas juga lebih berisiko mengalami pembekuan darah yang akan semakin diperburuk oleh infeksi.

Gumpalan darah telah ditemukan sebagai penyebab utama kematian pasien Covid-19 dengan menyebabkan serangan jantung, stroke, dan emboli paru.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Wilayah Luwu Raya 25 Juli 2020

PHE menyarankan bahwa obesitas menyebabkan jaringan lemak di sekitar jalan napas bagian atas, dan dada yang berat dapat langsung mengurangi fungsi paru-paru.*

(Penulis : Kannia Nur Haida Komara)

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler