Peneliti Tiongkok Mengklaim Jika Makan Setengah Butir Telur Bisa Meningkatkan Risiko Kematian Hingga 7 Persen

10 Februari 2021, 09:23 WIB
Ilustrasi telur /Pixabay/Alexas_Fotos

JURNALPALOPO - Sebuah penelitian mengungkapkan jika memakan telur bisa meningkatkan resiko kematian.

Baik direbus, orak-arik atau telur dadar, telur utuh bisa menimbulkan ancaman bagi kesehatan.

Para peneliti menemukan bahwa makan hanya setengah telur lengkap kuning dan putihnya meningkatkan kemungkinan kematian hingga tujuh persen.

Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Jokowi Soal Kritik ke Pemerintah, Sujiwo Tejo: Tertibkan Dulu Para Buzzer

Jadi, jika memakan satu telur, kemungkinan risiko kematian naik menjadi empat belas persen.

Peneliti Tiongkok yang memimpin penelitian tersebut percaya tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam telur adalah penyebabnya. 

Mereka memperingatkan bahwa hanya putihnya saja yang baik untuk dikonsumsi.

Atau jika benar-benar ragu, sebaiknya beralih ke penggnti telur yang lebih sehat misalnya kacang-kacangan.

Baca Juga: Cara Buat Surat Keterangan Usaha (SKU) untuk Pendaftaran BLT UMKM Rp2,4 Juta yang Direncanakan 2021

Kacang-kacangan atau polong-polongan dengan jumlah yang setara dengan setengah telur dapat mengurangi tingkat kematian hingga sepertiga. Unggas, atau produk susu memiliki efek serupa.

Peneliti memberikan kuesioner kepada lebih dari setengah juta orang Amerika antara 1995 dan 1996 dan mengikuti mereka selama 16 tahun.
 
Data dari penelitian ini yang dimuat di PLOS ONE , menunjukkan 129.328 orang yang mengisi formulir aslinya meninggal dunia. 

Rekan penulis Profesor Yu Zhang, dari Universitas Zhejiang mengatakan jika dalam penelitian tersebut, asupan telur dan kolesterol dikaitkan dengan semua penyebab yang lebih tinggi, penyakit kardiovaskular dan kematian akibat kanker.

Baca Juga: Menjelma Menjadi Remaja Tampan, Putra sulung Najwa Shihab Genap Berusia 20 Tahun

"Peningkatan kematian yang terkait dengan konsumsi telur sebagian besar dipengaruhi oleh asupan kolesterol," klaim Profesor Zhang.

Hubungan antara telur dan kesehatan telah diperdebatkan selama bertahun-tahun karena dianggap sebagai tambahan makanan yang sehat sejak dahulu.

Telur sebenarnya masuk dalam daftar diet di banyak negara, tetapi khusus kuning telur sangat tidak disarankan karena tinggi kolesterol.

Tidak ada kolesterol dalam putih telur ayam ukuran sedang-besar, dan sekitar 186 mg di kuning telur.

Baca Juga: Hore, Bansos Cair Februari 2021 Segera Cek NIK Anda di Link Berikut Ini

“Temuan kami menyarankan untuk membatasi asupan kolesterol dan mengganti telur utuh dengan putih telur/pengganti atau sumber protein alternatif lainnya untuk memfasilitasi kesehatan jantung dan kelangsungan hidup jangka panjang,” kata para penulis.  

Kolesterol dapat menumpuk di arteri yang menyebabkan penggumpalan darah sehingga dapat memutus suplai darah, berpotensi memicu stroke atau penyakit jantung. 

Para penulis mengambil pendekatan yang sangat hati-hati untuk menganalisis data dan mempertimbangkan banyak aspek yang dapat mengubah temuan.

Studi tersebut menyimpulkan bahwa pensiunan yang makan lebih banyak telur utuh berisiko tujuh persen lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit kardiovaskular. 

Baca Juga: Jangan Banyak Berharap Dapat BST Rp300 Ribu, Jika Tak Memenuhi Beberapa Kriteria Ini

Konsumsi telur tertinggi adalah sekitar setengah telur kecil dalam 2000 Kkal per hari.

Dr Ada Garcia, dosen senior di Public Health Nutrition di University of Glasgow mengkritik metodologi dan kesimpulan tim Tiongkok ini.

Dia mengatakan jika kelebihan berat badan, merokok, mengonsumsi terlalu banyak alkohol dan tidak aktif secara fisik adalah faktor yang jauh lebih penting untuk dipertimbangkan dalam pencegahan penyakit kronis dan kematian terkait.

"Kesimpulan dari penelitian ini berlebihan. Menyalahkan telur saja untuk peningkatan risiko penyakit kardiovaskular adalah pendekatan yang simplistik dan reduksionis terhadap konsep diet dan pencegahan penyakit," jelasnya.*** 

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler