JURNALPALOPO- Terkadang banyak orang ingin mengetahui apa sih itu Hot Flashes dan apa saja penyebabnya? Apakah berupa penyakit yang membahayakan atau hanya faktor kelelahan?
Hot flashes adalah sensasi hangat yang tiba-tiba biasanya dirasakan di leher, dada, dan wajah. Ini biasa terjadi pada malam hari, dan sering disertai kemerahan yang terlihat dan timbulnya keringat.
Meskipun hot flash lazim terjadi pada wanita pramenopause dan menopause karena tingkat estrogen yang rendah, pria dengan kanker prostat juga mengalaminya untuk waktu yang cukup lama.
Baca Juga: Naik Tangga Jadi Salah Satu dari 5 Jenis Aktivitas Fisik untuk Penderita Diabetes, Ini Penjelasannya
Baca Juga: Dari 3 Pose Ini, Mana yang Anda Sukai? Jawabannya Adalah Kepribadian Anda
Namun, semburan panas dapat terjadi pada siapa saja karena banyak penyebab, dengan periode yang bertahan lama bergantung pada faktor pemicunya.
Menurut beberapa penelitian, hot flashes adalah salah satu disfungsi suhu yang terjadi terutama karena gangguan pada hormon reproduksi.
Ini karena berbagai hormon dan neurotransmitter mengatur suhu tubuh, dengan estrogen berada di urutan teratas.
Untuk mengetahui beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab dari Hot Flashes, simak penjelasan lengkapnya.
Baca Juga: Lakukan 8 Tips dan Trik ini untuk Mengetahui Jika Anda Memiliki Bau Mulut
Baca Juga: 12 Tanaman Hias yang Bisa Bertahan Bahkan di Sudut Tergelap, Ada Bunga Lily dan Pakis
1. Tahapan menopause
Sebuah penelitian mengatakan bahwa sekitar 80 persen wanita menopause mengalami hot flash bersamaan dengan gejala lain seperti kecemasan dan kedinginan.
Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa sekitar 55 persen wanita mengalami hot flashes selama periode pramenopause.
25 persen hingga lima tahun setelah menopause, sepertiga hingga sepuluh tahun dan delapan persen masih mengalami setelah 20 tahun menopause.
2. Tumor
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa semburan panas sering dilaporkan oleh pasien kanker, terutama pada pasien kanker tiroid, ginjal, dan pankreas.
Baca Juga: McGregor Akui Kekalahan saat Melawan Poirier di Abu Dhabi
Baca Juga: Tanaman Ini Merupakan Pabrik Oksigen, Salah Satunya Harus Ada di Rumah Anda
Mereka juga dilaporkan oleh 51-81 persen wanita dengan kanker payudara dan 69-76 persen pria dengan kanker prostat.
3. Hormon steroid seks
Hormon steroid seks, terutama estrogen dianggap sebagai faktor risiko hot flashes. Penurunan estrogen secara bertahap pengaruhi homeostasis termoregulasi tubuh, dan memicu sensasi kehangatan.
Penurunan estrogen tidak hanya terkait dengan menopause, tetapi kondisi lain yang menyebabkan rendahnya kadar estrogen dalam tubuh. Seperti prapubertas, insufisiensi hipofisis, sindrom Sheehan postpartum dan hilangnya fungsi ovarium.
4. Diabetes
Sebuah penelitian mengatakan bahwa semburan panas diinduksi karena penurunan terkait estrogen dalam pengiriman glukosa ke otak. Estrogen yang rendah menyebabkan penurunan transportasi glukosa ke otak.
Baca Juga: Bagaimana Warna Pakaian Anda Mempengaruhi Suasana Hati Anda? Simak Ulasannya
Baca Juga: 7 Mitos Jerawat yang Perlu Anda Berhenti Percaya, Ternyata Pola Makan Tidak Pengaruhi Penyebarannya
Oleh karena itu, ketika aktivitas otak meningkat dan membutuhkan lebih banyak glukosa, tubuh tidak dapat melakukan upregulasi untuk pertahankan pasokan, yang mengakibatkan hot flashes.
5. Gangguan makan
Gangguan makan seperti anoreksia, bulimia dan pesta makan dapat menyebabkan hot flashes karena sistem kekebalan yang lemah.
Penurunan fungsi kekebalan dapat mengganggu hipotalamus, bagian otak yang mengatur suhu tubuh dan menyebabkan semburan panas.
6. Kehamilan
Sebuah penelitian mengatakan, sekitar 35 persen wanita melaporkan hot flash selama kehamilan, sementara 29 persen setelah melahirkan.
Baca Juga: Kenali Pengertian BODMAS dan PEMDAS dan Kapan Digunakan dalam Penyelesaian Soal Matematika
Baca Juga: Kuis: Perhatikan Objek dan Selesaikan Persamaan Soal Matematika dalam Gambar
Mereka terutama terjadi karena fluktuasi hormonal dan transisi reproduksi selama kehamilan. Juga, tampaknya meningkat seiring usia kehamilan dan menurun setelah melahirkan.
7. Obesitas
BMI tinggi atau obesitas terkait dengan hot flashes. Beberapa teori telah menunjukkan bahwa orang gemuk memiliki lebih banyak jaringan adiposa atau lemak tubuh yang bertindak sebagai penyekat.
Ini juga bertindan untuk menghambat pelepasan panas, sehingga menyebabkan lebih banyak episode semburan panas. Selain itu, pada wanita gemuk, kadar estrogen yang rendah dapat memicu gejala lebih sering.
8. Merokok
Sebuah penelitian menyebutkan, wanita yang merupakan perokok miliki kadar progesteron dan estrogen rendah serta kadar androgen yang tinggi.
Baca Juga: Kuis: Perhatikan Objek dan Selesaikan Persamaan Soal Matematika dalam Gambar
Baca Juga: Sekelompok Aktivis Menyerukan Boikot Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing Karena Alasan Kemanusian
Mereka juga memiliki 1,6 kali lipat peningkatan kemungkinan (jika pernah merokok) dan 4 kali lipat peningkatan kemungkinan (jika perokok berat) mengalami hot flash, dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah merokok.
Meskipun semburan panas dipelajari selama beberapa tahun, penyebab pastinya masih belum ditemukan. Ini karena interaksi kompleks antara banyak faktor lingkungan, genetik dan fisik.