Setara 2,7 Kiloton TNT Menempatkan Ledakan Beirut di urutan Ketiga setelah Hiroshima dan Nagasaki

- 6 Agustus 2020, 22:42 WIB
Ledakan Hiroshima, Nagasaki, dan Beirut.
Ledakan Hiroshima, Nagasaki, dan Beirut. //Kolase/istimewa

JURNALPALOPO.COM - Ledakan yang terjadi pada Selasa, 4 Agustus 2020 menewaskan 137 orang dan menghancurkan sebagian Ibu Kota Lebanon, Beirut.

Kejadian ini membuat beberapa orang mencoba membandingkannya dengan dampak dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki 75 tahun lalu, termasuk Walikota Beirut.

Hal tersebut didasari tingkat kehancuran yang disebabkan ledakan tersebut serta awan jamur yang muncul saat ledakan terjadi.

Baca Juga: Ledakan di Lebanon Berasal dari 2.750 Ton Amonium Nitrat, Diab : Harus ada yang Bertanggungjawab

Tidak hanya itu, waktu yang hampir bertepatan dengan peringatan pengeboman juga semakin menarik untuk membandingkan kedua peristiwa tersebut.

Sampai saat ini, pejabat Tinggi Lebanon berkesimpulan ledakan tersebut dipicu oleh bahan kimia amonium nitrat seberat 2.750 ton yang berada di salah satu gudang di pelabuhan.

Dilansir dari Okezone via Warta Ekonomi, pakar efek kesehatan dari radiasi ion yang juga menjabat sebagai Sekretaris Ilmiah Komite Eropa tentang Risiko Radiasi Christopher Busby meyakini bahwa kesamaan antara ledakan di Beirut dan yang dihasilkan kedua bom atom bersejarah itu bisa dijelaskan.

Dia menjelaskan bahwa amonium nitrat merupakan bahan pupuk yang telah tersimpan selama enam tahun, memiliki energi reaksi kimia yang mirip dengan TNT.

Baca Juga: Tantang para Dokter, Duterte Ancam Bunuh Semua Pasien Covid-19

Itu berarti ledakan 2.700 ton amonium nitrat kira-kira sama dengan kekuatan 2,7 kiloton TNT.

Perkiraan itu menempatkan ledakan di Beirut di tempat ketiga di antara ledakan terkuat yang telah mengguncang sebuah kota dalam sejarah, dengan Hiroshima dan Nagasaki berada di tempat pertama dan kedua, jelas Busby.

"Bom Hiroshima diperkirakan antara 10 dan 12 kiloton setara TNT. Jadi, Anda dapat melihat bahwa ledakan ini sekitar 1/4 ukuran bom Hiroshima," ungkapnya.

"Sekarang (para peneliti mengatakan) bahwa bom atom Jepang seberat 20 kiloton. Tapi itu revisi. Pokoknya, itu tetap menjadikan Beirut nomor tiga dalam ukuran ledakan," kata Busby menyimpulkan sebagaimana dilansir Sputnik, Kamis 6 Agustus 2020.

Baca Juga: Erick Thohir : PNS-Pegawai BUMN tidak dapat Bantuan Rp600 Ribu

Dampak dari ledakan Hiroshima menewaskan 90.000–146.000 orang dan 39.000–80.000 di Nagasaki.

Pakar nuklir itu kemudian menjelaskan bahwa munculnya awan jamur dapat dijelaskan dengan fakta bahwa gelombang kejut yang sangat besar dari ledakan menciptakan cincin kompresi dalam uap air seperti perangkat nuklir yang kuat jika diledakkan cukup dekat ke pantai.

Busby menunjukkan bahwa ledakan amonium nitrat yang serupa telah terjadi di masa lalu, meskipun tidak sekuat yang terjadi di Beirut.

"Ada satu di Texas yang menghancurkan pelabuhan dan satu di Jerman pada 1920-an di gudang penyimpanan. Tapi yang ini pasti bisa menjadi yang terbesar setelah Hiroshima dan Nagasaki," kata Busby.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah