Ekonomi Afghanistan Memburuk, Taliban Bersiap Umumkan Pemerintahan Baru

- 2 September 2021, 20:38 WIB
Taliban siap umumkan pemerintahan baru di Afghanistan
Taliban siap umumkan pemerintahan baru di Afghanistan /Reuters/Mohammad Ismail

JURNAL PALOPO- Taliban, penguasa Afghanistan yang baru, Selasa lalu bersiap menyingkap pemerintahan baru mereka saat kondisi ekonomi di ujung kehancuran. 

Ini terjadi dua minggu setelah Taliban berhasil menguasai Kabul, yang mengakhiri kekacauan di negara itu setelah perang 20 tahun. 

Dikutip Jurnal Palopo dari Reuters, Pejabat Taliban Ahmadullah Muttaqi melalui media sosial mengatakan bahwa upacara sedang dipersiapkan di istana presiden di Kabul.

Baca Juga: PBB Peringatkan Afghanistan tentang Krisis Pangan, Akibat Serangan dari Taliban

Sementara itu, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengaku pada Reuters bahwa dia tidak dapat memastikan kapan hari pastinya, namun yang pasti dalam beberapa hari ke depan. 

Legitimasi pemerintahan yang baru di mata pemberi bantuan internasional dan investor akan menjadi isu yang krusial bagi perekonomian. 

Apalagi saat negara tersebut tengah berjuang melawan kekeringan dan kerusakan akibat konflik yang merenggut sekitar 240 ribu nyawa warga Afghanistan. 

Di samping itu, Taliban telah menjanjikan jalur aman keluar dari negara tersebut bagi orang asing dan warga Afghanistan yang tertinggal dalam pengangkutan udara besar-besaran yang diakhiri dengan ditarik mundurnya tentara terakhir Amerika pada Senin lalu. 

Baca Juga: Taliban Berkuasa, Nasib Timnas Sepakbola Putri Afghanistan Terancam

Namun dengan ditutupnya bandara Kabul, banyak yang mencoba kabur lewat jalur darat ke negara-negara tetangga. 

Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Muhammed bin Abdulrahman Al-Thani berkata bahwa, negara Teluk telah berunding dengan Taliban dan tengah bekerja dengan Turki terkait dukungan teknis untuk membuka kembali operasi bandara Kabul. 

Dia berharap dengan dibukanya kembali bandara tersebut akan memfasilitasi bantuan kemanusiaan dan evakuasi. 

Dalam konferensi pers gabungan bersama menteri Qatar di Doha, Sekretaris Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan, bahwa dia akan berunding dengan negara-negara regional tentang bagaimana menyediakan jalur aman melalui negara ketiga bagi orang-orang yang ingin meninggalkan Afghanistan. 

Baca Juga: 70 Siswa Jadi Korban Penculikan Bandit di Nigeria, Sekitar 1000 Siswa Dinyatakan Hilang

"Prospek untuk menjalankan kembali bandara Kabul dan jalur aman bagi warga negara asing dan warga negara Afghanistan melintasi perbatasan darat menjadi agenda utama,"ujarnya. 

Pimpinan tertinggi Taliban memiliki 3 deputi: Mawlavi Yaqoob, anak dari pendiri geralan terdahulu Mullah Omar; Sirajuddin Haqqani, pemimpin jaringan kuat Haqqani; dan Abdul Ghani Baradar, salah satu anggota pendiri grup tersebut. 

Saat ini, Taliban telah mencoba menghadirkan wajah yang lebih moderat pada dunia sejak mereka berhasil menyingkirkan pemerintahan yang didukung oleh Amerika dan kembali berkuasa bulan lalu. 

Mereka berjanji akan melindungi hak asasi manusia dan menahan diri untuk tidak membalas dendam pada musuh lama. 

Baca Juga: Afghanistan Alami Krisis Pangan, Taliban Hadapi Tantangan Baru

Namun Amerika, Uni Eropa, dan lain-lainnya sangsi. Mereka mengatakan bahwa pengakuan formal terhadap pemerintahan baru, juga bantuan ekonomi yang akan bergulir, bergantung pada tindakan Taliban. 

"Kami tidak akan menelan mentah-mentah ucapan mereka. Yang akan kami lihat adalah perbuatan mereka," pungkas Wakil Sekretaris Negara Victoria Nulan Rabu lalu.***

Editor: Naswandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah