Baca Juga: Andi Arief Target Kekuasaan Jokowi hanya Sampai 2022
Baca Juga: Tanggapi Pernyataan JK, Ferdinand Hutahaean: Bertanyanya yang Logis Pak
Tercatat bahwa peta tersebut pertama kali dipublikasikan pada pertemuan American Astronomical Society pada Januari 2021.
Selama ribuan tahun, manusia telah menggunakan peta untuk memahami dan menavigasi dunia kita dan untuk menempatkan diri kita dalam konteks, kita mengandalkan peta untuk menunjukkan di mana kita berada, dari mana berasal, dan ke mana kita akan pergi.
Grafik astronomi melanjutkan tradisi ini dalam skala besar. Mereka menemukan bumi di luar angkasa dan menceritakan sejarah dan nasib alam semesta.
Itu akan berkembang selamanya dan sekarang proses ini dipercepat melalui energi gelap. Pemetaan dapat membantu menjelaskan apa itu energi gelap dan mengapa energi itu ada.
Baca Juga: Hindari Saling Lapor, Jokowi akan Usulkan UU ITE ke DPR RI Untuk Direvisi
Baca Juga: Inilah Masker Wajah Vitamin E untuk Menghasilkan Kolagen dan Menghilangkan Kerutan, Simak Resepnya
Dilansir Jurnal Palopo dari Podrobnosti yang menulis bahwa para astronom telah membuat peta 3D terbesar di alam semesta.
Kecerdasan buatan digunakan untuk mengembangkan katalog 3D terbesar dari bintang, galaksi dan quasar.***