Tak Terima Vladimir Putin Disebut Penjahat, Jubir Kremlin Rusia Singgung Bom AS Tewaskan Ratusan Ribu Orang

17 Maret 2022, 08:40 WIB
Vladimir Putin disebut Joe Biden sebagai penjahat, Rusia singgung bom AS /Pixabay/DimitroSevastopol/

JURNAL PALOPO- Juru bicara Rusia, Kremlin Dmitry Peskov mengecam Joe Biden lantaran menyebut Vladimir Putin sebagai penjahat. 

Ditengah serangan yang terus dilakukan Rusia ke Ukraina, membuat Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut Vladimir Putin sebagai penjahat. 

Seperti yang diketahui dalam invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari 2022.

Baca Juga: Inggris Sebut Senjata Rusia Sudah Tua, Amerika Serikat Salurkan Senjata Canggih ke Ukraina

Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu negara yang secara nyata memberikan bantuannya untuk Ukraina. 

Berbagai sanksi pun dikeluarkan oleh Amerika Serikat untuk membuat Rusia semakin terpuruk yang diikuti oleh beberapa negara barat lainnya. 

Dikutip Jurnal Palopo dari Al Arabiya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut jika Vladimir Putin adalah penjahat perang. 

Di tempat berbeda Senat Amerika Serikat juga mengutuk Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang. 

Baca Juga: Putin Tidak Punya Gigi Mundur dan Strategi Endgame, Rusia Diprediksi akan Kalah, Perang Berakhir Lebih Cepat

Pernyataan tersebut keluar, ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta dukungan kepada negara lain dalam menghadapi serangan Rusia. 

Terlebih lagi, menurut Joe Biden tindakan Rusia sudah melawati batas dengan menyerang warga sipil mulai dari anak-anak, hingga ibu hamil. 

Bahkan, Rusia juga telah merusak sejumlah fasilitas umum, seperti Rumah sakit dan lain sebagainya. 

Tak terima dengan tuduhan yang dialamatkan Joe Biden kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov mulai buka suara. 

Baca Juga: Prihatin dengan Warga Ukraina Akibat Invasi Rusia, Park Ha Sun Donasikan Pendapatannya

Juru bicara negara tersebut, Kremlin Dmitry Peskov menyatakan jika apa yang dikatakan Joe Biden merupakan hal yang tidak dapat dimaafkan. 

"Perkataan seperti itu tidak dapat diterima dan dimaafkan dari pihak kepala negara yang bomnya telah menewaskan ratusan ribu orang di seluruh dunia," Ungkap Kremlin Dmitry Peskov dilansir Jurnal Palopo dari Tass.com.

Pada Selasa 16 Maret 2022, Pemimpin Mayoritas Senat Demokrat, Chuck Schumer memberikan pidato jika Presiden Rusia bertanggung jawab atas semua kekejaman.

Di lain sisi, Rusia kini mengubah pola dan taktik serangan mereka untuk melanjutkan invasi ke Ukraina. 

Baca Juga: Situasi Memburuk, China Beri Isyarat Bantu Rusia, Perang Nuklir Tinggal Beberapa Langkah Lagi

Sementara itu Ukraina menyebutkan jika mereka bulanlah bagian dari Organisasi NATO, meski bertahun-tahun mendengar jika pintu terbuka. 

"Tetapi kami juga mendengar bahwa kami tidak dapat bergabung. Itu adalah kebenaran dan harus diakui,"kata Volodymyr Zelensky dikutip dari laman Al Jazeera.***

Editor: Naswandi

Tags

Terkini

Terpopuler