Belum Pernah Terjadi Sebelumnya, Rusia Hadapi Serangan Siber Skala Besar, Anonymous Klaim Bertanggung Jawab

27 Februari 2022, 09:03 WIB
Ilustrasi serangan siber. /Pixabay/B_A/

JURNAL PALOPO - Kementerian Transformasi Digital Rusia, Mintsfira melaporkan adanya serangan siber skala besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pada 26 Februari, tercatat lebih dari 50 serangan denial-of-service (DDoS) dengan kapasitas lebih dari 1 TB ke situs-situs dengan domain milik Rusia.

Sejumlah serangan profesional lainnya menargetkan portal layanan milik negara Rusia.

Baca Juga: Salah Sasaran, Rudal Mengenai Kapal Kargo Jepang, Ukraina Klaim Serangan Itu Dari Rusia

"Tetapi semua serangan berhasil mentalkan oleh spesialis pusat keamanan," kata laporan tersebut dikutip Jurnal Palopo dari The Wrap.

Akibat serangan ini, Mintsifra memperingatkan bahwa pengguna mungkin mengalami ketidaktersediaan layanan dalam jangka pendek.

"Pada saat yang sama, semua informasi yang dipublikasikan dan semua data pribadi pengguna dilindungi dengan andal, peretas tidak dapat mengaksesnya," kata laporan tersebut.

Layanan manajemen keamanan dan infrastruktur bekerja sepanjang waktu, spesialis meluncurkan mekanisme perlindungan sumber daya tambahan.

Baca Juga: Roman Abramovich akan Lepas Chelsea, Rusia Tidak Masalah Jika Dikeluarkan Dari SWIFT

Sementara itu pada hari Jumat, kelompok peretas Anonymous telah menyatakan perang dunia maya terhadap Rusia.

Pada hari Sabtu, situs media RIA Novosti dan RT News juga menjadi sasaran serangan DDoS.

Kelompok Anonymous mengaku bertanggung jawab pada Sabtu atas sejumlah penghentian situs web Rusia, termasuk Kementerian Pertahanan Rusia dan Kremlin.

"Anonim memiliki operasi berkelanjutan untuk menjaga situs web pemerintah .ru tetap offline, dan untuk mendorong informasi kepada orang-orang Rusia sehingga mereka dapat bebas dari mesin sensor negara Putin," tulis akun Twitter @YourAnonNews.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 27 Februari 2022 untuk Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo dan Virgo

Sehari sebelumnya, beberapa akun yang mengklaim berafiliasi dengan Anonymous membagikan video yang menyatakan perang dunia maya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

Menurut akun @YourAnonOne, serangan siber yang dilaporkan dimulai saat pasukan Rusia menyerbu Ukraina.

Pada 24 Februari, kelompok tersebut mengumumkan bahwa mereka telah menjatuhkan situs yang dikendalikan negara, RT News dan jaringan televisi.

RT sendiri mengkonfirmasi bahwa serangan DDos telah memperlambat atau membuat offline beberapa situs web negara.

Baca Juga: Messi Jadi 'Pelayan' Mbappe di PSG, Juventus Beruntung Punya Dusan Vlahovic

Sementara itu, media Internasional independen melaporkan bahwa Kremlin, melalui media pemerintah membantah bahwa Anonymous berada di balik penonaktifan situs Rusia.

Anonymous bukan satu-satunya pihak yang berupaya memerangi Rusia di dunia maya.

Kementerian Pertahanan Ukraina pada Kamis meminta para peretas untuk menjadi sukarelawan dalam unit siber defensif dan ofensif, menurut laporan Reuters.

Permintaan itu muncul setelah serangkaian serangan siber terhadap bank-bank Ukraina pekan lalu dengan tuduhan langsung dijatuhkan ke Rusia.

Baca Juga: Kangen Band Comeback, Rilis Single Cinta Sampai Mati, Begini Liriknya

Tetapi pihak Rusia membantah bertanggung jawab atas serangan ke bank-bank Ukraina.

Sementara itu, pemerintah Ukraina meminta platform teknologi dan media sosial untuk membantu mengekang misinformasi yang disebarkan oleh pemerintah Rusia.

Tiga raksasa platform internet, Youtube, Twitter dan Facebook telah mencegah saluran media pemerintah Rusia mendapatkan pendapatan dari iklan serta memblokir konten yang menyebarkan berita salah.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Tags

Terkini

Terpopuler