Vaksin atau Vodka? Warga Rusia Dihadapkan dengan Pilihan yang sangat Sulit

11 Desember 2020, 14:41 WIB
Vaksin atau Vodka? /pixabay/Liz Masoner dan klimkin

JURNALPALOPO - Rusia bangga menjadi salah satu negara pertama yang melakukan kampanye vaksinasi skala besar melawan pandemi Covid-19.

Tetapi negara pesaing Amerika ini kurang antusias dengan ketentuan tambahan bahwa siapa pun yang menggunakan suntikan tidak boleh minum alkohol selama hampir dua bulan.

Otoritas kesehatan mengatakan vaksin Sputnik V yang membutuhkan dua suntikan dalam waktu tiga minggu, tidak efektif jika masyarakat Rusia tetap mengonsumsi minuman keras.

Baca Juga: Bertabur Bintang, Shopee Tampilkan Stray Kids dan GOT7 Live Di TV Show Shopee 12.12 Birthday Sale!

Mereka awalnya mengatakan orang yang mendapatkan vaksin Covid-19 harus menjauhkan diri dari alkohol selama 42 hari, dan belakangan dinaikkan menjadi 56 hari, dengan alasan bahwa setidaknya butuh dua minggu mempersiapkan tubuh sebelum suntikan pertama dilakukan.

Ini adalah pertanyaan besar menjelang musim perayaan ketika sampanye dan vodka sangat dibutuhkan di Rusia.

Menurut survey, mayoritas orang Rusia berkeyakinan jika mengonsumsi alkohol atau vodka khususnya dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Kampanye vaksinasi dimulai di Moskow pada hari Sabtu dan akan dimulai di tempat lain pada akhir minggu ini.

Baca Juga: Presiden Bentuk Tiga Komite Penanganan Covid-19, Jokowi: Kesehatan Pulih Ekonomi Bangkit

Kampanye ini dilakukan secara sukarela dan dibuat gratis untuk semua, tetapi orang-orang dengan cepat bereaksi terhadap adendum alkohol di media sosial.

"Yesus Kristus hanya berpuasa selama 40 hari dan ini 42 hari," kata salah satu dari banyak netizen Rusia yang berkomentar di jejaring sosial.

Beberapa orang menganggap tidak mungkin untuk mematuhi anjuran kesehatan dan bertanya-tanya apakah satu-satunya segmen populasi yang akan menerima vaksin adalah anak-anak dan orang tua, yang minum paling sedikit.

"Singkatnya, separuh negara tidak cocok untuk vaksinasi," kata netizen lainnya.

Baca Juga: Berapa Nomor Favorit Anda? Kepribadian Anda Bisa Diungkap dari Sana

Selain itu, tidak semua spesialis setuju dengan pedoman resmi pemerintah. Ini termasuk Alexandr Guinstburg, direktur Gamaleya Center of Epidemiology and Microbiology, yang mengembangkan Sputnik V.

"Dalam situasi apa pun Anda tidak boleh mabuk, termasuk selama proses vaksinasi, karena alkohol memiliki pengaruh negatif tidak hanya pada perilaku seseorang tetapi juga pada fungsi sistem kekebalan, tetapi segelas sampanye tidak membahayakan siapa pun," katanya.

"Tapi segelas vodka bisa," katanya. Minuman nasional memiliki konsentrasi alkohol 40 persen dibandingkan dengan sampanye 12 persen.

"Hanya 1 persen alkohol dalam tubuh memiliki dampak sangat negatif pada keefektifan vaksin," jelasnya.

Baca Juga: Baru Ditetapkan sebagai Calon Ibu Kota Negara, Jumlah Penduduk Kabupaten Penajam Terus Bertambah

Itulah mengapa dia merekomendasikan untuk tidak minum alkohol tiga hari setelah melakukan masing-masing dari dua suntikan vaksin.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang memperkirakan penurunan konsumsi minuman seperti vodka sebesar 43 persen di Rusia antara 2003 dan 2016, juga percaya bahwa konsumsi alkohol kontraproduktif terhadap Covid-19.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Euro News

Tags

Terkini

Terpopuler