Pro Kontra KKB di Papua, Dari Operasi Militer, Nakes, Hingga Sumber Daya Alam Ikut Terseret

- 20 September 2021, 11:28 WIB
Pro dan Kontra hingga soal HOAX selimuti serangan KKB pada Nakes di Pegunungan Bintang, Kiwirok Papua
Pro dan Kontra hingga soal HOAX selimuti serangan KKB pada Nakes di Pegunungan Bintang, Kiwirok Papua /Kolase by Maya /

JURNAL PALOPO- Kekejaman pasukan KKB pada Nakes di Distrik Kiwirok, Kabupaten pengunungan Bintang, Papua terus mendapatkan pembelaan dari kedua belah pihak. 

Ada banyak spekulasi yang keluar, pasca serangan yang dilakukan oleh pasukan KKB di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pengunungan Bintang, kepada sejumlah nakes hingga kerusakan fasilitas umum. 

Diketahui dari serangan KKB yang terjadi pada Senin 13 September lalu, sejumlah fasilitas umum seperti, sekolah, puskesmas, bank mengalami kerusakan, bahkan beberapa nakes luka-luka dan satu di antaranya meninggal bernama Gabriela Meilani. 

Baca Juga: Tak Khawatirkan KKB di PON Papua, Edy Rahmayadi: Kami Siapkan Brimob untuk Kawal Atlet

Dilansir Jurnal Palopo dari salah satu akun Facebook @Constatinopel Ruhukail memberikan pernyataan bentuk pembelaan pada KKB. 

"Perang di Papua bukanlah PERANG KEDAULATAN tetapi adalah PERANG MINERAL/PERANG SUMBER DAYA ALAM. 

Jangan tergoda dengan manisnya Jakarta/NKRI yang mengatakan bahwa, Operasi Militer yang dilaksanakan oleh TNI/POLRI NKRI di Papua adalah untuk Menjaga Kedaulatan Negara.

Itu bukan Operasi Militer untuk Menjaga Kedaulatan NKRI tetapi adalah PERANG MINERAL/PERANG UNTUK MENGUASAI SUMBER DAYA ALAM orang Papua"

Baca Juga: Jubir TPNPB-OPM Sebby Sambon, Sebut Dokter Bawa Pistol Penyebab KKB Serang Nakes, Netizen: Itu HOAX

Mereka menggunakan kekuatan militer untuk mengusir, menteror, dan membunuh Orang Asli Papua (OAP) untuk menguasai tanah2 adatnya yang mengandung mineral yang sangat membutakan hati kemanusiaan mereka.

Ketika Orang Papua bangkit melawan ketidak-adilan pemerintah kolonial Indonesia, MEREKA disebut KKB/KSP/TERRORIST pada hal Indonesia sendiri lah TERRORIST dan PERAMPOK di atas tanah Papua.

Postingan tersebut mendapatkan komentar pemilik akun Resty Ananda, yang membantah pernyataan dari Constatinopel Ruhukail di Facebook. 

"tidak ada perang di Papua melainkan saat ini yang ada hanya kelompok teroris yang meneror masyarakat sipil yang tidak berdosa. Tujuan pemberontak TPNPB hanya membuat kegaduhan agar pembangunan Papua terhambat dan rakyat Papua sengsara"

Goresan akun fb Constantinopel Ruhukail tengang operasi militer di Papua
Goresan akun fb Constantinopel Ruhukail tengang operasi militer di Papua

Baca Juga: Kilas Balik KKB di Papua, Mulai dari Tewasnya Gabriela Meilani Hingga Pernyataan Perang Lamek Taplo

Sementara pemilik akun Vinka Angela turut serta membagikan komentar, dari postingan Constatinopel Ruhukail lewat grup Facebook Papua Dalam Berita. 

"Tidak ada Operasi militer di Papua, Teroris KKB menebarkan HOAX bahwa telah terjadi operasi militer besar besaran di Papua.

Tuduhan tersebut sama sekali tidak benar dan masuk terhadap kategori fitnah, untuk memunculkan sentimen negatif kepada TNI Polri yang bertugas untuk menjaga kedaulatan Indonesia.

Waspadai Provokasi yang terus disebarkan oleh para pendukung teroris KKB yang tidak menginginkan adanya kedamaian di Papua"

Baca Juga: Martina Rinding Terus Menunggu Putrinya Gabriela Meilani, Irawan Setio Putra: Aktivis HAM Bungkam

Pro kontra warnai KKB dan pihak TNI di Papua
Pro kontra warnai KKB dan pihak TNI di Papua

Postingan Vinka Angela juga langsung mendapat banyak komentar dari netizen.

Seperti yang dikatakan Usior Jhemz "Jgn ada operasi di papua bru KKB sllu susahin kesehatan tdk ada logika kkb otaknya matii".

Serta David Salawe yang mengatakan "Selama TERORIS OPM masih ada , di Papua tidak akan ada kedamaian Tumpas habis TERORIS OPM".

Baca Juga: Pemimpin KKB Lamek Taplo Nyatakan Siap Perang tapi Tak Ingin Dicap Teroris, Netizen: Mimpi di Siang Bolong

Komentar Netizen tengang operasi militer di Papua
Komentar Netizen tengang operasi militer di Papua

Sulit dihindari kasus yang membawa nama hingga organisasi, memang akan selalu menimbulkan pro dan kontra hingga penyebaran berita yang sejatinya hanya merupakan Hoax.***

Editor: Naswandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah