Pelukan Tidak Aman untuk Covid, Tetapi Ada Cara Lain untuk Menunjukkan Kasih Sayang

- 16 November 2020, 17:39 WIB
Ilustrasi pelukan
Ilustrasi pelukan /Pexels/Ketut Subiyanto

Sentuhan positif, seperti pelukan, juga melepaskan serotonin "kimia bahagia".

Kadar serotonin yang rendah, dan hormon bahagia terkait yang disebut dopamin, dapat dikaitkan dengan depresi, kecemasan, dan kesehatan mental yang buruk.

"Perampasan sentuhan" telah menjadi konsekuensi serius dari pandemi dan mungkin memengaruhi kesehatan mental banyak orang, terutama mereka yang hidup sendiri atau dalam hubungan yang tidak stabil.

Tidak hanya kita kehilangan emosi positif yang dapat diberikan pelukan, tetapi kita juga tidak mendapatkan manfaat biokimia dan fisiologis.

Baca Juga: Tes Kepribadian Ilusi Optik Ini Mengungkap Kelemahan Rahasia Anda Dalam Cinta dan Ketertarikan

SARS-CoV-2, virus korona yang menyebabkan Covid-19, terutama menyebar dari orang ke orang melalui doplet yang dikeluarkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau bahkan bernapas.

Mengingat orang yang asimtomatik dan tanpa gejala terbukti dapat menyebarkan virus, pelukan sederhana dapat menimbulkan konsekuensi serius.

Pada akhirnya, semua ahli setuju, praktik terbaik adalah menghindari kontak fisik dengan orang yang bukan anggota rumah Anda sendiri.

Jika Anda memang harus memeluk seseorang, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan untuk meminimalkan risiko penularan.

Baca Juga: Utang luar negeri Indonesia capai USD 408,5 miliar, Turun Dibanding Tahun Lalu

Halaman:

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x