JURNALPALOPO.COM - Data ekonomi dari Amerika Serikat, Eropa, dan Asia mendorong harga minyak global naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB).
Tetapi para investor masih khawatir terhadap meningkatnya kasus COVID-19 secara global dan kelebihan pasokan ketika OPEC mulai mengangkat pengurangan pasokan.
Untuk pengiriman Oktober, minyak mentah berjangka Brent naik 63 sen atau 1,5 persen, dan ditutup pada 44,15 dolar AS per barel.
Baca Juga: Peserta SKB Kabupaten Luwu Diminta Segera Menentukan Lokasi Tes Masing-masing
Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) bertambah 74 sen atau 1,8 persen, dan berakhir pada 41,01 dolar AS per barel.
Menurut lembaga riset Institute for Supply Management (ISM), selama hampir satu setengah tahun, aktivitas manufaktur AS menginjak level tertinggi pada juli, karena pesanan meningkat di tengah terjadinya kebangkitan infeksi baru COVID-19.
Hasil positif juga terjadi pada aktivitas manufaktur di eropa yang pada bulan lalu meningkat untuk pertama kalinya sejak awal 2019, diikuti data manufaktur positif di Asia yang juga mendorong harga minyak.
Dikutip dari Antara, John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York mengatakan Sektor industri bangkit kembali dan itu menandakan baik untuk permintaan (minyak) ke depan.
Baca Juga: Pasca Banjir Bandang, Progres Pembersihan Kota Masamba Capai 65 Persen