Namun, disisi lain, para investor masih terus khawatir tentang pemulihan ekonomi ketika kasus-kasus virus corona meningkat. Dengan jumlah infeksi yang diketahui mencapai hampir 18 juta secara global.
Hal ini membuat banyak negara-negara memberlakukan pembatasan baru atau memperluas pembatasan yang ada dalam upaya untuk mengendalikan pandemi.
Prospek kelebihan pasokan juga membebani harga minyak ketika Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, bersiap untuk melonggarkan pengurangan pasokan minyak sementara produksi serpih AS mulai meningkat.
"Saya pikir pertanyaannya akan tetap, ketika OPEC mengurangi pemotongan produksi mereka, apakah kita akan terus melihat persediaan minyak di seluruh dunia menurun," kata Andy Lipow atau Lipow Oil Associates.
Baca Juga: Beri Harapan Hidup Bagi Korban Banjir Luwu Utara, Alumni SMANSA Palopo Angkatan 17 Salurkan Bantuan
Anggota OPEC+ telah memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) sejak Mei. Bulan ini, pemotongan akan meruncing menjadi 7,7 juta barel per hari hingga Desember.
Produksi minyak dan gas Rusia meningkat menjadi 9,8 juta barel per hari selama 1-2 Agustus, dari 9,37 juta barel per hari pada Juli.***