Meskipun dikirimkan secara polosan atau tanpa banyak sistem tambahan, harga satuan terendah sekitar $45 juta (Rp646 miliar).
Itu berarti bahwa kapal-kapal ini sekarang sebenarnya dapat dicapai secara finansial untuk negara-negara seperti Indonesia dan Filipina.
Dikabarkan pula bahwa TNI AL bermaksud untuk membeli beberapa kapal helikopter platform pendaratan (LPH) dalam satu dekade mendatang.
Pada tahun 2018 PT PAL meluncurkan desain LPH sepanjang 244 meter yang kemungkinan akan menjadi dasar desain yang akan ditawarkan kepada TNI AL.
Mirip dengan TCG Anadolu LHD Turki, desain LPH memiliki lift belakang besar yang dapat memindahkan helikopter dan UCAV besar ke dek penerbangan atau hanggar.
Tentunya ini akan sangat cocok dengan Bayraktar TB3 yang sejak awal memang dirancang untuk digunakan dari LHD dan LPH milik Indonesia tanpa memerlukan modifikasi desain.
Karena ukurannya yang kecil dan sayap yang dapat dilipat, Bayraktar TB3 dapat dikerahkan di kapal bersama dengan helikopter ASW dan drone lainnya untuk menyediakan kapal induk (tak berawak) pertama bagi Indonesia.
Baca Juga: Derita Persib Bandung Jelang Duel PSM Makassar, 12 Pemain Absen Talenta Muda Siap Tampil
TCG Anadolu LHD dilaporkan mampu membawa beberapa lusin Bayraktar TB3. Jumlah ini bisa meningkat pada desain LPH yang lebih besar di Indonesia.
Bayraktar TB3 dapat bertahan di udara hingga 24 jam sambil membawa muatan dengan berat 280kg.