Hampir sama dengan saat ini, di zaman Rasulullah penetapan satu Ramadhan juga dengan melihat hilal tetapi pada saat itu belum ada teknologi canggih seperti teleskop, sehingga orang-orang melihat hilal dengan mata telanjang.
Baca Juga: 12 Fakta Mengejutkan Bayi Baru Lahir yang Perlu Anda Ketahui, Nomor 8 Jarang Terjadi
Baca Juga: 10 Kesalahan yang Biasa Dilakukan saat Mengecat Dinding Rumah
Baca Juga: Gejala, Penyebab dan Penanganan Dislokasi Bahu
Cara ini dikenal dengan nama rukyatul hilal atau melihat hilal secara langsungh dengan memperhitungkan sudut azimut dan elongasi. Keduanya punyai peranan penting dalam penentuan awal dan berakhirnya puasa bulan Ramadhan.
Sementara hisab sendiri adalah perhitungan secara matematis dan astronomis, untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang tampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi).
Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Berbeda dengan Hilal, Rukyat dapat dilihat setelah matahari terbenam sedangkan Hilal jelang magrib.
Baca Juga: 7 Aktifitas yang Tanpa Anda Sadari dapat Meningkatkan Berat Badan, Nomor 3 Sulit Diterima
Baca Juga: Stan Indonesia Tawarkan Paket Destinasi Selam, Warga Jepang Sudah Tidak Sabar Berwisata ke Indonesia