JURNALPALOPO.COM- Alumni SOS17 (SOLIDARITY OF SMANSA 17) palopo, hadir memberi harapan hidup bagi masyarakat korban banjir bandang Luwu Utara.
Setelah 20 hari bencana banjir bandang yang menelan puluhan korban jiwa, ratusan rumah rusak berat hingga rata dengan tanah, mereka hadir ditengah di tengah-tengah pengungsi untuk memberikan bantuan.
Penyaluran di awali dengan penggalangan dana selama 5 hari di dua titik berbeda dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp.10.940.000.
Baca Juga: Pemain Bali United yang Juga Eks Persib Bandung, Dikaruniai 3 Anak Kembar
Baca Juga: Rianti Cartwright Melahirkan Anak Pertama, Setelah Penantiannya selama 10 Tahun
Baca Juga: Ikut Membantu Korban Banjir Luwu Utara, Ini yang Dilakukan Pejuang Ketahanan Pangan
Kordinator Lapangan, Chintami Pratiwi Martani, mengatakan, saudara-saudara kita yang masi ada di pengungsian sampai saat ini harus terus di suplai dengan bantuan, agar mereka memiliki harapan hidup yang lebih besar.
"Setalah Idul Adha, banyak relawan dari daerah luar kabupaten Luwu Utara kembali ke tempat mereka masing-masing,"ucap Chintami, Senin 3 Agustus 2020.
Chintami menambahkan, suplai bantuan terhadap saudara-saudara kita makin hari makin berkurang, tak seperti hari-hari sebelumnya, dimana bantuan ramai didistribusikan, bahkan kendaraan relawan yang menyuplai bantuan terjebak macet.
Sementara itu, salah alumni berterimakasih kepada Alumni SMA Negeri 1 Palopo Angkatan 17 dan masyarakat kota palopo atas bantuan donasinya.
Baca Juga: Peduli Relawan Banjir Luwu Utara, Tim Gugus Tugas Covid-19 Siapkan Rapid Test Gratis
Baca Juga: Kabar Baik ! Korban Banjir Luwu Utara akan Diberikan Dana Tunggu Hunian dari BNPB
Baca Juga: PPI Palopo Salurkan Donasi Rp. 15 Juta dari PPI Sidrap, untuk Korban Banjir Luwu Utara
"Kami hadir untuk memberikan kembali harapan dan semangat baru untuk saudara-saudara kita yang mengalami duka begitu mendalam," kata Rezky Gilbert.
Adapun bantuan yang disalurkan berupa peralatan dapur seperti Gas LPG, Kompor, Belanga, perlengkapan mandi dan juga perlengkapan bayi pada korban bencana yang ada di lokasi pengungsian.***