Telat Bangun dan Shalat Subuh di Pagi Hari, Bolehkah? Simak Penjelasan Ustad Adi Hidayat

13 Agustus 2021, 20:57 WIB
Telat bangun dan shalat subuh pagi hari, ini uraian ustad Adi Hidayat /PIXABAY/congerdesign

JURNAL PALOPO - Shalat Subuh mungkin menjadi salah satu waktu yang paling sering ditinggalkan dengan alasan telat bangun. 

Namun, ada juga yang tetap menjalankan shalat Subuh meskipun kesiangan. Lantas, apakah boleh mengerjakan shalat Subuh meskipun waktu subuh telah terlewat? 

Dikutip Jurnal Palopo dari kanal Youtube Audio Dakwah, Ustad Adi Hidayat memulai penjelasan dengan memberi ilustrasi mengenai sholat subuh di waktu pagi.

Baca Juga: Keputihan Keluar saat Sholat, Batalkah? Ini Jawaban Buya Yahya

"Anda sekarang shalat Subuh misalnya. Subuhnya jam 4.32, misal saja. Kita tunaikan shalat. Adzannya 4.28. Subuh misalnya tunaikan 4.32. Lalu anda tunaikan misalnya, mohon maaf, 4.28 adzan anda baru bangun 8.24. Anda shalat misalnya. Salah tidak?" 

Menjawab ilustrasi ini, Ustad Adi Hidayat dengan tegas mengatakan bahwa hal tersebut jelas salah. Akan tetapi, yang salah ini belum tentu dosa, tergantung penyebabnya. 

Penyebab yang dimaksud di sini dikategorikan menjadi 5 tingkatan. Pertama, orang tersebut tertidur karena suatu pekerjaan yang tidak mengandung dosa, misalnya terlampau lelah atau shalat tahajjud yang terlampau khusyu'. 

Berkaitan dengan hal ini, Allah menurunkan sifat Al-'afwu, yang akan memaafkan kesalahnnya, walaupun belum tentu mengandung dosa. 

Baca Juga: Cara Jitu Menghilangkan Kebiasaan dan Sifat Buruk, Ala Ustaz Adi Hidayat

Kedua, motif bangun kesiangan karena begadang yang tidak ada artinya, seperti menonton bola. Ustad Adi Hidayat mengategorikan hal ini sebagai kesalahan yang mengandung dosa. 

Untuk kesalahan ini, Allah menurunkan sifat Ghofir, sifat Allah yang mengampuni kesalah yang berpeluang mengandung dosa di dalamnya. 

Ketiga, katika kesalahan semakin banyak, dengan mengajak orang lain berbuat dosa bersamanya. Untuk hal ini, Ustad Adi Hidayat dengan tegas mengatakan kesalahan orang tersebut naik levelnya. Sekalipun dosanya bertambah, Allah SWT menurunkan sifat pemaaf ketiga, yakni Ghoffar. 

Tingkatan keempat yaitu ketika orang tersebut tidak hanya sebatas mengajak orang lain berbuat dosa, namun ditambah dengan melakukan kedzoliman. 

Baca Juga: Ingin Menenangkan Diri dalam Kesulitan, Ingat Pesan Ini Kata Ustaz Adi Hidayat

"Sudah meninggalkan shalat, ngajak orang lain, mencela orang yang shalat," urai Ustad Adi Hidayat. 

Ternyata hal ini tidak mencegah Allah SWT memberi limpahan luas Rahmad-Nya dengan menurunkah sifat yang keempat, Ghofur. 

Tipikal selanjutnya dan yang terakhir adalah orang yang ketika tidak berbuat dosa rasanya tidak enak. 

"Udah terlambat shalat. Ngajak orang lain pun terlambat. [...] Nuduh orang yang shalat. Menjelek-jelekkan mereka. Tambah lagi dengan amaliah yang lain yang buruk-buruk. Sambil mabok, sambil macam-macam, dan seterusnya," jelas Ustad. 

Untuk kesalahan seperti ini, Allah SWT menurunkan sifat terakhir, agar kita tidak berputus asa ketika ingin kembali kepada-Nya, yakni Rahim, memberikan ampunan bagi dosa yang melimpah. 

Baca Juga: Kritik Pedas Kebijakan Masuk Mall wajib PCR, dr. Tirta: Anda Ini Tahu Nggak Fungsinya Apa?

Berdasarakan uraian Ustad Adi Hidayat dapat disimpulkan bahwa seberapa besar kesalahan yang diperbuat, asalkan orang tersebut dengan sepenuh hati berniat untuk kembali kepada Allah SWT, maka kesalahannya akan diampuni. Pun ketika seseorang bangun kesiangan dan terlewat shalat Subuhnya.***

Editor: Naswandi

Tags

Terkini

Terpopuler